REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Jepang dan China kemungkinan akan melanjutkan perjalanan antara kedua negara untuk perjalanan bisnis bulan ini, sebagai bagian dari upaya Tokyo menghidupkan kembali ekonomi domestik.
"Jepang dan China adalah negara tetangga yang sangat penting bagi satu sama lain. Ada banyak perjalanan dua arah sebelum pandemi Covid-19," kata Kantor Berita Kyodo mengutip Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato pada Selasa.
"Sangat penting bahwa pertukaran ekonomi [antara Jepang dan China] kembali pulih dengan dimulainya kembali perjalanan," tambah dia.
Perjalanan antara kekuatan ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia diperkirakan akan dilanjutkan bulan ini, karena pejabat dari kedua negara sedang mendiskusikan cara untuk membuka kembali perbatasan mereka bagi para pebisnis.
Bulan lalu, presiden China dan perdana menteri Jepang sepakat untuk melanjutkan pembicaraan dengan harapan dapat segera melanjutkan perjalanan bisnis.
Pada 2019, lebih dari 9,5 juta warga China, termasuk pebisnis, mengunjungi Jepang. Jepang sejauh ini telah mencapai kesepakatan dengan Korea Selatan, Vietnam, dan Singapura untuk memulai kembali perjalanan bisnis jangka pendek.
Sejak Februari Tokyo telah melarang masuknya warga negara asing menyusul pandemi Covid-19. Jepang sejauh ini mencatat 93.436 kasus Covid-19 dengan 1.676 kematian, sedangkan total kasus di China mencapai 91.006 dengan 4.739 kematian.