REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia berharap melanjutkan dialog perjanjian pelucutan senjata dengan Amerika Serikat (AS). Masa berlaku perjanjian yang dinamakan New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) itu akan habis tahun depan.
"Kami berharap kontak dengan pihak Amerika dapat terus berlanjut," kata Peskov dalam konferensi pers rutin seperti dikutip kantor berita China, Xinhua, Selasa (20/10).
Ia mengatakan Rusia ingin melanjutkan dialog dan negosiasi dengan AS seputar isu keamanan dan pengendalian senjata walaupun baru-baru ini Washington menolak proposal Rusia untuk memperpanjang New Start.
"Kami tetap lebih memilih untuk mendengar kesiapan mitra-mitra Amerika kami untuk memperpanjang dokumen ini," kata Peskov.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan untuk memperpanjang New Start tanpa syarat setidaknya selama satu tahun. "Agar negosiasi yang berarti atas semua isu dalam perjanjian ini dapat diatur," katanya.
Gedung Putih menolak proposal Putin tersebut. "Respons Presiden Putin untuk memperpanjang New START tanpa membekukan hulu ledak nuklir bukan awal yang baru," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien di media sosial Twitter.
Perjanjian New START yang dimulai pada 2010 mendorong Rusia dan AS mengurangi jumlah rudal strategis mereka. Perjanjian itu juga membentuk lembaga inspeksi baru untuk memverifikasi proses tersebut.