REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Bahrain dan Israel menandatangani tujuh nota kesepahaman atau MoU di berbagai bidang. Penandatanganan yang di antaranya meliputi kerja sama bidang perdagangan dan keamanan itu diyakini akan memberi kontribusi perdamaian di kawasan.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Dr Abdullatif bin Rashid Al Zayani, mengatakan penandatanganan kesepakatan ini berkontribusi pada fondasi perdamaian di wilayah tersebut.
Deklarasi mendukung perdamaian dengan Israel dan penandatanganan tersebut akan membangun kerjasama yang bermanfaat antara kedua negara.
"Bahrain dan Israel yang berkontribusi untuk mengkonsolidasikan dasar-dasar perdamaian di kawasan sesuai dengan visi Raja Hamad bin Isa Al Khalifa," kata Zayani, seperti dilansir di Asharq Al-Awsat, Selasa (20/10).
Zayani mengklaim visi itu bertujuan untuk mempromosikan proses perdamaian menuju prospek yang lebih positif. Langkah awalnya yaitu dengan menjaga hak-hak yang sah dari Palestina sesuai resolusi hukum internasional.
Nota kesepahaman Bahrain dan Israel meliputi banyak bidang. Antara lain, hubungan ekonomi dan perdagangan, telekomunikasi, perdagangan, layanan udara, pergerakan manusia, perbankan dan layanan keuangan, dan kerja sama antar Kementerian Luar Negeri, serta bidang lain yang saling menguntungkan.
Selain itu, kedua negara juga membahas berbagai bidang tambahan untuk kerja sama yang potensial. Misalnya penerbangan, perawatan kesehatan, teknologi, pariwisata, dan pertanian sebagai wujud perencanaan hubungan bilateral mereka.