REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus memakai masker untuk pertama kalinya dalam acara publik pada Selasa (20/10) ketika dia dan para pemimpin agama lainnya menghadiri pelayanan doa untuk perdamaian di seluruh dunia.
Selama kebaktian yang berlangsung di Basilika Santa Maria di Roma itu Paus memakai masker putih. Sebelumnya, ia hanya mengenakan masker di dalam mobil yang membawanya ke audiensi mingguan di Vatikan.
Dia telah mendapat kritik, terutama di media sosial, karena tidak mengenakan masker dalam acara-acara publik yang terkadang membuatnya berhubungan dekat dengan pengunjung. Fransiskus (83 tahun) menghadiri kebaktian bersama para pemimpin Kristen lainnya di basilika, termasuk Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks. Bersamaan dengan itu di lokasi lain di Roma, penganut Yahudi berdoa di sinagog kota dan para pemimpin Buddha, Sikh, Hindu, dan Muslim juga berdoa untuk perdamaian.
Paus hanya melepas maskernya saat membaca pidato, seperti yang dilakukan para pemimpin lain ketika mereka berbicara, dan kembali memakainya kembali ketika dia selesai berbicara. Acara berlanjut di alun-alun Campidoglio yang berdekatan yang dirancang oleh Michelangelo, di mana para pemimpin agama Kristen dan non-Kristen membacakan pidato, beberapa di antaranya berupa pesan kepada politisi.
"Perdamaian adalah prioritas semua politik," kata Paus.
"Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang gagal untuk mencari perdamaian, atau yang mengobarkan ketegangan dan konflik. Dia akan memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan semua hari, bulan, dan tahun perang yang dialami oleh bangsa-bangsa di dunia."
Paus Fransiskus mengatakan pandemi telah menunjukkan bahwa "tidak ada yang bisa selamat sendiri".
Peristiwa itu terjadi ketika jumlah orang yang dinyatakan positif virus corona terus meningkat di Italia dalam beberapa minggu terakhir. Italia mencatat 10.874 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, naik dari 9.338 kasus pada Senin (19/10).
Tercatat lonjakan kasus yang relatif kecil di Vatikan, di mana empat anggota Garda Swiss, korps elit yang bertugas melindungi paus, juga dinyatakan positif Covid-19. Doa tahunan tersebut dimulai oleh mendiang Paus Yohanes Paulus dan Komunitas Katolik Roma Sant 'Egido pada 1986. Acara tersebut diperkecil tahun ini karena pandemi virus corona.
Justin Welby, Uskup Agung Canterbury dan pemimpin spiritual Anglikan dunia, seharusnya menghadiri acara tahun ini tetapi batal karena pembatasan yang diterapkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.