REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Maskapai Hong Kong Cathay Pacific akan memutuskan hubungan kerja (PHK) pada 5.300 karyawannya sebagai bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan.
Menurut South China Morning Post, maskapai itu telah memberhentikan 8.500 staf di seluruh dunia. Cathay juga akan merenegosiasi kontrak dengan kru pesawat dan pilot yang masih bertahan.
Hal itu terpaksa dilakukan karena maskapai ini terdampak pandemi Covid-19. Unit usaha Cathay Dragon juga akan berhenti beroperasi mulai hari ini. Itu adalah pemutusan hubungan kerja terbesar oleh sebuah perusahaan di Hong Kong sejak 1980-an.
Pembatasan perjalanan selama pandemi Covid-19 telah menyebabkan volume penumpang harian anjlok hingga 99 persen. CEO Cathay Pacific, Augustus Tang Kin-wing, mengatakan kepada 35.000 stafnya:
"Kami telah mengambil setiap tindakan untuk menghindari langkah ini. Sayangnya, kami tidak bisa bertahan tanpa mengambil tindakan lebih lanjut," kata CEO Cathay Pacific Augustus Tang Kin-wing.
"Kami perlu melakukan restrukturisasi secara fundamental. Ini adalah keputusan yang berat dan saya amat menyesalinya," kata dia lagi.