REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan negaranya akan mempererat relasi dan kerja sama dengan China. Beijing merupakan sekutu utama Pyongyang.
"Bersama Kamerad Sekretaris Jenderal (Partai Komunis China Xi Jinping), saya akan mengembangkan lebih lanjut hubungan persahabatan tradisional antara Choson (Korut) dan China, yang telah memasuki vitalitas baru, sejalan dengan tuntutan zaman, dan akan melakukan upaya untuk memajukan sosialisme, inti dari hubungan bilateral kita," kata Kim seperti dikutip North’s Korean Central News Agency (KCNA) pada Rabu (21/10).
Kim turut menyampaikan terima kasih karena Xi telah memberikan ucapan selamat atas peringatan ulang tahun Partai Buruh Korut ke-75. "(Ucapan Xi) menambah kegembiraan bagi anggota partai dan rakyat pada hari yang tak terlupakan serta sangat membahagiakan kami dalam perjuangan kami menuju konvensi delapan partai," ucapnya.
Xi mengirimkan ucapan selamat kepada Kim dalam rangka peringatan milad Partai Buruh Korut ke-75 pada 10 Oktober lalu. Dalam ucapannya, Xi menyebut Korut sebagai "teman dan kawan" China. Dia pun memuji pencapaian-pencapaian yang telah diraih di bawah pemerintahan Kim.
Sejauh ini, Korut masih berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) dan Dewan Keamanan PBB terkait program rudal serta nuklirnya. Kim setidaknya telah tiga kali melakukan perundingan dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas pencabutan sanksi. Namun pembicaraan belum membuahkan hasil.
Korut yang mengklaim telah menutup beberapa situs uji coba nuklirnya meminta AS mencabut sebagian sanksi. Namun Washington berkukuh pada pendirian bahwa sanksi hanya akan dicabut jika Korut telah melakukan denuklirisasi lengkap dan terverifikasi.