Rabu 21 Oct 2020 22:39 WIB

5 Film Horor Paling Fenomenal dari Jepang

Jepang mencapai masa keemasan bioskop pada 1990-an karena film horor yang unik.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan dalam film Pulse.
Foto: Toho.
Salah satu adegan dalam film Pulse.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Beberapa negara memiliki kemampuan mengkhususkan diri pada film bergenre tertentu. Pada genre hal horor, Jepang bersama dengan Korea Selatan masih sulit dikalahkan. Hal itu pun telah terjadi selama beberapa dekade.

Adanya keseriusan para pembuat film untuk menggarap film genre horor, membuat mereka tak takut membuat film menjadi orisinal, menantang, menggugah pikiran, dan berani. Hal itu membuat Jepang dapat menghasilkan masa keemasan bioskop pada 1990-an karena ledakan film horor yang aneh dan unik.

Bermacam-macam karakter hantu diciptakan dari bioskop Jepang. Mulai dari hantu berambut halus hingga kaiju hingga kepala mengambang yang berada di pantai. Berikut lima film menyeramkan dari Jepang yang bisa menjadi rekomendasi Anda, seperti dilansir di laman Film School Projects, Rabu (21/10):

1. House (1977)

Sutradara Nobuhiko Ôbayashi dengan mudah memadukan genre, karakter, dan konsep menjadi sesuatu yang begitu ajaib pada film House. Hal ini membuat film ini hanya bisa datang dari Jepang. Beberapa kali kisahnya diangkat, tetapi jarang  menghasilkan orisinalitas, kemegahan visual, dan kesenangan mutlak. Ada citra menyeramkan di sini, tetapi ada juga komposisi indah dan teror yang absurd.

2. Battle Royale (2000)

Berdasarkan manga dengan nama yang sama, film ke-60 Kinji Fukasaku adalah mahakarya yang provokatif, menggigit, dan sangat menghibur yang membahas masalah sosial politik. Ceritanya sederhana yaitu siswa sekolah menengah dikirim ke sebuah pulau dan dipaksa untuk membunuh satu sama lain. Hanya yang terakhir berdiri yang akan kembali ke daratan.

Film ini juga datang dari tempat yang sangat pribadi bagi sutradara, karena dia dipaksa untuk menyaksikan teman-teman sekelasnya terbakar selama pemboman pabrik pada Perang Dunia II. Mengetahui konteks itu membuat Battle Royale sedikit lebih dingin.

3. Audition (1999)

Berbicara tentang horor Jepang, kita tidak bisa melewatkan sineas Jepang Takashi Miike dan filmnya yang berjudul Audition (1999). Film ini mungkin menjadi karya sutradara yang paling penting.

Tujuh tahun setelah kematian istrinya, Shigeharu (Ryo Ishibashi) siap menikah lagi. Dengan bantuan seorang teman, dia mengatur panggilan casting untuk film palsu untuk bertemu wanita yang sempurna.

Di sini dia bertemu Asami yang lemah lembut (Eihi Shiina), dan keduanya sama-sama saling menyukai. Keduanya mulai berkencan dan tampaknya cocok. Namun, rahasia gelap yang dalam dari masa lalu Asami muncul ke permukaan.

Beberapa film tiruan terinspirasi dari film Audition. Sayangnya, tak semua film itu bisa menyamai tingkat kengerian yang dicapai oleh Miike. Satu adegan pada 15 menit terakhir pada film, yaitu adegan akupuntur, pasti membuat Anda tak tahan untuk menutup mata.

4. Pulse (2001)

Kisah menyeramkan garapan sutradara Kiyoshi Kurosawa adalah salah satu film horor paling mengerikan sepanjang masa. Film ini menceritakan kisah unik Jepang.

Pulse mengikuti beberapa karakter dalam film, yang menyaksikan gambar komputer menakutkan seperti virus yang tampaknya mendorong mereka untuk bunuh diri, menjadi katatonik, atau menghilang begitu saja.

Pada tingkat literal, hantu yang menghantui dunia Pulse luar biasa dan mengganggu. Sutradara Kurosawa membingkai bidikan dengan intensitas horor yang sangat tinggi, dan menyediakan pemandangan yang perlahan terurai menjadi gambar yang hampir tak tertahankan.

Pada tingkat metafora, Pulse menggamnarkan budaya yang dirusak dan tidak dapat diperbaiki oleh internet. Meskipun film ini mengambil prakiraan abad ke-21 secara umum, film ini juga mengingatkan kita pada hikikomori, sebuah fenomena nyata Jepang yang melibatkan orang-orang yang mengisolasi diri mereka sepenuhnya dari dunia luar, sering menghilang ke dalam kehidupan digital.

5. Tetsuo: The Iron Man (1989)

Ini adalah karya besar eksperimental Shinya Tsukamoto yang tak memaksa. Antara plot film yang hiruk pikuk dan visual yang menggelikan, memberikan efek yang sulit diungkapkan dalam kata-kata.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement