REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengajak masyarakat AS memilih mantan wakilnya Joe Biden dalam pemilihan presiden 3 November mendatang. Dalam kampanye untuk Biden ini, Obama mengkritik keras Donald Trump.
Ia menyerang Trump atas kegagalan mengatasi pandemi virus corona, gejolak sosial yang dipicu ketidakadilan rasial, dan sepenuhnya tidak cocok untuk menjadi presiden. Obama mengajak laki-laki kulit hitam, sayap progresif, dan kelompok pemilih lain untuk menggunakan hak suara mereka.
"Pemilihan ini membutuhkan setiap dari kami untuk mengambil bagian, apa yang kami lakukan pada 13 hari ke depan akan menentukan berpuluh-puluh tahun kemudian," kata Obama, Rabu (22/10).
Kampanye yang digelar di tempat parkir ini dihadiri sekitar 300 mobil. "Fakta kami tidak mendapatkan 100 persen apa yang kami inginkan bukanlah alasan yang baik untuk tidak memilih," tambah Obama.
Kunjungan Obama ke Philadelphia menunjukkan pentingnya negara bagian Pennsylvania, negara bagian yang juga paling sering dikunjungi Biden selama masa kampanye. Trump juga memprioritaskan negara bagian ini dan tim kampanye juga menyadari tanpa Pennsylvania kesempatan presiden melanjutkan periode kedua jadi kecil.
Pada Rabu lalu Trump berada di Erie, salah satu dari sejumlah county di Pennsylvania. Tempat ini adalah lokasi Obama menang dua kali pemilihan presiden sebelum akhirnya digantikan Trump.
Obama secara spesifik mengincar pemilih-pemilih yang kecewa dengan pemerintahan Trump. Ia menawarkan Biden dan calon wakil presiden Senator Kamala Harris dapat mengisi bagian yang ditinggalkan pemerintahan Trump.
"Amerika tempat yang baik dan bagus, tapi kami telah melihat begitu banyak gangguan dan hal yang tak masuk akal yang terkadang sulit dikenang, saya meminta Anda mengingat apa yang dapat dilakukan negara ini," kata Obama.
"Saya meminta Anda untuk percaya pada kemampuan Joe dan kemampuan Kamala untuk memimpin negara ini keluar dari masa kegelapan dan membantu kami membangunnya kembali," tambah Obama.