REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Wabah baru Covid-19 di utara Melbourne mendorong pihak berwenang kesehatan setempat menahan rencana pelonggaran peraturan pembatasan sosial di Negara Bagian Victoria, Australia. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews.
Pada Ahad (25/10), Andrews mengumumkan rencana melonggarkan peraturan pembatasan sosial di negara bagian yang ia pimpin ditunda menunggu hasil tes Covid-19 3.000 orang di utara Melbourne. Ia menyebut langkah itu sebagai 'penundaan yang hati-hati' bukan mundur. Andrews yakin tidak ada penularan di masyarakat luas yang berkaitan dengan klaster baru.
Peraturan pembatasan sosial yang diberlakukan saat ini mewajibkan pemakaian masker di luar ruangan dan melarang warga berjalan lebih dari 25 kilometer dari rumah mereka. Dua bulan yang lalu Victoria diterpa gelombang kedua wabah virus corona.
Saat itu, Andrews sempat memberlakukan jam malam yang melarang warga berada di luar ruang pada jam tertentu. Sebagian besar bisnis di Victoria juga terpaksa ditutup.
"Saya tahu hal ini membuat frustasi, saya tahu masyarakat menginginkan daftar perubahan peraturan yang panjang dan detail, tidak pantas kami melakukannya sekarang," kata Andrews.
Pada Ahad ini, Victoria melaporkan tujuh kasus baru, enam di antaranya terkait dengan wabah terbaru yang melibatkan 39 orang di 11 rumah tangga. Hari ini, negara bagian itu tidak melaporkan kasus kematian sehingga totalnya tetap 817.