REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan tampil ofensif terhadap Joe Biden dalam kampanyenya di New Hampshire. Pada 2016 ia kalah tipis di negara bagian itu.
Sembilan hari sebelum pemungutan suara pemilihan presiden AS, calon presiden dari Partai Republik itu menuju negara-negara bagian yang menjadi perebutan suara untuk mengalahkan Biden yang hingga saat ini masih unggul berdasarkan jajak pendapat nasional. Jajak pendapat menunjukkan persaingan di negara-negara bagian yang menjadi penentu kemenangan semakin ketat.
Pada 2016 lalu Trump kalah 3.000 suara dari Hillary Clinton di New Hampshire. Negara bagian itu tidak masuk negara bagian yang menentukan kemenangan.
Sebagian besar jajak pendapat menunjukkan Biden unggul di negara bagian New England. Tetapi Trump kehabisan waktu dan kesempatan untuk mengubah pilihan.
Sudah sekitar 56,5 juta warga AS memberikan hak suara mereka baik secara langsung maupun melalui surat. Data dari US Elections Project menunjukkan partisipasi pemilih dalam pemilu tahun ini dapat mencetak rekor tertinggi selama satu abad.
Setelah memberikan suara lebih awal di Florida, Trump langsung berkampanye di tiga negara bagian. North Carolina, Ohio dan Wisconsin, di sana ia berjanji pandemi virus corona akan segera berakhir dan mengatakan Biden akan menghilangkan lapangan kerja lebih banyak dibandingkan pendemi Covid-19.
Trump mengatakan kampanyenya di Ohio terlihat baik dan ia tidak khawatir dengan jajak pendapat. "Kami memiliki 10 hari dan tidak ada yang mengkhawatirkan saya," kata Trump, Ahad (25/10).
Dalam kunjungannya ke New Hampshire, Trump akan menggelar kampanye di Manchester. Trump mengindikasi menjelang pemungutan suara ia mungkin akan menggelar lima kampanye dalam satu hari.
Biden menggelar dua kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (24/10). Tidak ada jadwal untuk bertemu dengan masyarakat pada Ahad ini. Walaupun mantan wakil presiden itu kerap melakukan kunjungan saat ke gereja.
Dalam kunjungannya di Pennsylvania, Biden kembali mengkritik langkah Trump yang tidak menganggap serius pandemi dan memperingatkan wabah akan kembali menerpa pada musim dingin ini. Sejauh ini Covid-19 telah menewaskan sekitar 224 ribu warga AS.
"Musim dingin yang gelap akan datang kecuali kami mengubah jalan kami," kata Biden.
Pada Jumat (23/10) lalu AS mencetak rekor angka kasus infeksi harian di mana ada 84 ribu kasus baru yang dilaporkan. Kantor berita Reuters melaporkan peningkatan kasus terjadi di negara bagian yang menentukan pemilu AS yakni Ohio, Michigan, North Carolina, Pennsylvania dan Wisconsin.