REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kelompok Hamas mengecam Prancis karena menerbitkan kartun yang merendahkan simbol-simbol Islam, Sabtu (24/10). Langkah itu dinilai sebagai pemicu yang akan memprovokasi umat Islam.
"Dorongan (Presiden Prancis Emmanuel) Macron untuk menerbitkan kartun Nabi (Muhammad) SAW yang menghina, adalah upaya untuk menghidupkan kembali Perang Salib di mana Prancis adalah sumber debutnya," kata juru bicara senior untuk kelompok Hamas Palestina, Sami Abu Zuhri, dikutip dari Anadolu Agency.
Abu Zuhri mengatakan penerbitan kartun memprovokasi perasaan Muslim dan agresi terhadap agama dan keyakinannya. Kondisi itu pun telah melahirkan gerakan yang menyerukan untuk melakukan boikot terhadap produk-produk Prancis di beberapa wilayah Arab.
Penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW merupakan langkah penghinaan terhadap Muslim. Terlebih lagi pernyataan Macron tentang Islam dan komunitas Muslim, memicu kecaman luas di dunia Arab pada tingkat resmi dan opini publik yang menentangnya.
Surat kabar daerah di Prancis, La Nouvelle Republique mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad SAW pada 18 Oktober 2020. Gambar itu merupakan sketsa yang sebelumnya sudah terbit di majalah Charlie Hebdo.
Surat kabar satir Prancis Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun serial kartun Nabi Muhammad pada September 2006. Setelah itu media itu pun terus merilis simbol-simbol agama, termasuk Islam pada tahun-tahun selanjutnya. Puncaknya, gedung kantor surat kabar itu menjadi sasaran bom pada 2011, dan empat tahun kemudian 12 orang tewas dalam serangan teroris. Setelah itu, Charlie Hebdo pun kembali merilis karikatur Nabi Muhammad SAW pada awal September untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor atas peristiwa Januari 2015.