Senin 26 Oct 2020 08:18 WIB

Perdana Menteri Bulgaria Terinfeksi Covid-19

Perdana Menteri Bulgaria beserta tiga menteri kabinet menjalani isolasi mandiri.

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov dinyatakan positif Covid-19.
Foto: EPA
Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov dinyatakan positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov pada Ahad (25/10) mengaku bahwa dia positif terinfeksi Covid-19. Saat ini Borissov akan melakukan pengobatan di rumah, seperti yang disarankan oleh dokternya.

Borissov, yang bertemu Keith Krach, Wakil Menteri Luar Negeri untuk urusan Ekonomi AS pada Jumat (23/10), telah memberitahu Kedutaan Besar AS di Sofia mengenai kondisi tersebut, menurut kepala inspektorat kesehatan Sofia. Kantor pers pemerintah menyebutkan Borissov masih dapat menjalankan tugasnya dan terus berkontak dengan para menterinya.

Baca Juga

Borissov beserta tiga menteri kabinet lainnya menjalani isolasi mandiri pada Jumat (23/10) sore usai melakukan kontak dengan wakil menteri, yang terbukti positif Covid-19.

Otoritas kesehatan lantas mengakhiri karantina Borissov pada Sabtu (24/10) setelah dua hasil tes Covid-19 menunjukkan negatif. Namun, pada Ahad (25/10) ia dinyatakan positif.

"Meski karantina saya sudah berakhir, sejak Jumat saya telah menunda semua pertemuan dan jadwal kegiatan publik beberapa hari ke depan," kata pria berusia 61 tahun itu di akun Facebook miliknya.

"Setelah dua kali tes PCR, hari ini saya positif Covid-19," katanya. "Saya merasa tidak enak badan. Untuk saat ini, dengan arahan dokter, saya tetap menjalani pengobatan di rumah."

Sementara itu, Menteri Kesehatan Kostadin Angelov mengatakan sedang mengisolasi diri lantaran telah bertemu dengan Borissov pada Jumat (23/10).

Bulgaria, seperti kebanyakan negara Uni Eropa lainnya, sedang menghadapi lonjakan tajam infeksi baru selama tiga pekan terakhir. Tercatat 1.043 infeksi baru pada Minggu di negara berpenduduk 7 juta jiwa tersebut, sehingga totalnya menjadi 37.562 infeksi, termasuk 1.084 kematian.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement