REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang warga Palestina, Amer Snobar berusia 18 tahun meninggal pada Ahad (25/10) pagi setelah dikejar oleh pasukan Israel di Tepi Barat, Palestina. Penyebab kematiannya masih diperdebatkan.
Kerabat dari Amer Snobar mengatakan bahwa pasukan Israel telah memukulinya sampai mati. Sementara tentara Israel mengatakan Amer jatuh dan kepalanya terbentur saat pasukan mengejarnya.
Militer mengatakan pihaknya mencoba menangkap Amer setelah menerima laporan bahwa warga Palestina melemparkan batu ke kendaraan di jalan raya Tepi Barat dekat desa di Utara Ramallah. Ketika pasukan tiba, tentara mengatakan Amer dan tersangka kedua mencoba melarikan diri.
Dikatakan militer bahwa Amer tersandung dan melukai dirinya sendiri, sementara tersangka kedua melarikan diri. Dikatakan pasukan Israel bahwa mereka tidak memukulinya dan mereka gagal mencoba menyadarkannya.
Kerabat Amer mengatakan mereka yakin dia dibunuh oleh pasukan Israel setelah mereka berbicara dengan saksi di tempat kejadian. Namun, mereka menolak untuk mengidentifikasi saksi atau mengizinkan saksi untuk berbicara dengan The Associated Press, karena khawatir saksi tersebut akan ditangkap. Dilansir dari Arab News, Senin (26/10).
Tubuh Amer dibawa ke Rumah Sakit Ramallah, di sana dokter melakukan otopsi. Direktur Rumah Sakit, Dr. Ahmed Bitawi mengatakan ada tanda-tanda trauma di punggung dan kepala Amer, tetapi juga tanda-tanda upaya resusitasi di dadanya.
"Pihak keluarga memberi tahu kami bahwa dia dipukuli, tetapi sebagai dokter kami harus mencari tahu melalui forensik," kata Ahmed.
Dr Rayyan al-Ali, yang melakukan otopsi pada Ahad lalu mengatakan perlu waktu seminggu untuk mengetahui penyebab kematian Amer.