REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Angka kasus sebenarnya di Prancis mungkin dua kali lipat dari angka resmi, mencapai 100.000 bahkan setelah lonjakan satu hari terbesar dalam kasus Covid-19. Hal itu diungkap seorang kepala dewan untuk memerangi pandemi di negara itu pada Senin.
Dr. Jean-Francois Delfraissy, kepala dewan tersebut kepada Radio RTL mengatakan Dewan Ilmiah Prancis percaya negaranya berada di sekitar 100.000 kasus per hari antara kasus yang didiagnosis, yang tidak terdiagnosis, dan bentuk asimtomatik. Prancis pada Ahad (25/10), mengalami lonjakan kasus harian naik menjadi di atas 52.000 kasus.
“Kami berada dalam situasi yang sangat sulit, bahkan kritis. Kami sendiri terkejut dengan keganasan yang terjadi selama 10 sampai 15 hari,” kata Delfraissy, seorang spesialis imunologi.
Infeksi virus corona harian telah melampaui angka satu juta di Prancis sejak Jumat lalu. Kasus yang tercatat selama 24 jam terakhir adalah yang tertinggi, kata Kementerian Kesehatan pada Ahad malam, dengan total kasus sekarang hampir 1,14 juta. Setelah bertambah 116 lebih korban jiwa, jumlah korban meninggal hingga Ahad malam naik jadi 34.761 jiwa.
Aurelien Rousseau, kepala Badan Kesehatan Regional Ile-de-France, pada Ahad mengatakan kepada radio franceinfo bahwa tempat tidur ICU hampir memenuhi kapasitas.
"Saat saya berbicara, kami berada di 67 persen tempat tidur perawatan intensif yang ditempati oleh pasien Covid-19," kata Rousseau, menambahkan bahwa dari Rabu hingga akhir pekan, rata-rata hunian tempat tidur ICU meningkat dua kali lipat.
Dia juga mengatakan bahwa tingkat orang yang terjangkit virus meningkat setiap hari, dengan daerah-daerah di luar wilayah Paris melihat tingkat setinggi 20 persen, atau satu dari setiap lima orang dinyatakan positif. Dengan keadaan darurat diperpanjang minggu lalu, 54 dari 94 wilayah Prancis saat ini menerapkan peraturan jam malam mulai jam 9 malam sampai jam 6 pagi selama tiga minggu berikutnya.