REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Situs web kampanye resmi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diretas pada Selasa (27/10). Di halaman situs terpampang pemberitahuan palsu FBI dan Departemen Kehakiman AS yang berbunyi "situs telah disita".
Dalam pemberitahuan tersebut, peretas juga menuliskan bahwa pemerintahan Trump terlibat dalam asal mula virus corona. "Kami memiliki bukti yang benar-benar mendiskreditkan Trump sebagai presiden, membuktikan keterlibatan kriminalnya dan kerja samanya dengan aktor asing yang memanipulasi pemilu 2020. Warga AS tidak punya pilihan," tulis peretas tersebut, dikutip laman the Independent.
Situs kampanye Trump sempat offline untuk diperbaiki. Direktur komunikasi tim kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan otoritas berwenang untuk menyelidiki sumber serangan tersebut.
Murtaugh pun menyebut peretasan itu tak berdampak pada keamanan data. "Tidak ada keterpaparan ke data sensitif karena tidak ada yang benar-benar disimpan di situs," ujarnya.
AS akan menggelar pilpres pada 3 November mendatang. Sejumlah survei di sana menunjukkan bahwa capres Partai Demokrat Joe Biden masih lebih unggul secara elektabilitas dibanding Trump.
Hal demikian pun sempat terjadi pada pilpres 2016. Kala itu Trump berkontestasi dengan Hillary Clinton. Meskipun banyak survei yang menunjukkan bahwa Hillary lebih unggul secara elektabilitas, hasil akhir justru memperlihatkan sebaliknya. Trump berhasil memenangkan pilpres.