REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael (Mike) Pompeo meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa pandemi Covid-19 akan dapat dilalui bersama. Pernyataan ini diungkapkan Pompeo saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu Retno Marsudi secara virtual, Kamis.
“Saya ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa kita akan melalui masa sulit ini bersama,” ujarnya.
Secara khusus, Pompeo menyebut bantuan pemerintah AS senilai 11 juta dolar AS atau Rp 162 miliar (untuk Indonesia) dari total 20 miliar dolar AS (Rp 295 triliun) yang dijanjikan negaranya sebagai tanggapan global atas Covid-19. Menurut dia, jumlah bantuan yang sejauh ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia menunjukkan perhatian dan upaya berkelanjutan AS untuk menangani masalah global yang penting ini.
“Dan yang lebih penting, sektor swasta Amerika melakukan segala yang dapat dilakukannya untuk menghasilkan vaksin dan terapi yang efektif untuk mengalahkan virus yang mengerikan ini, demi kepentingan masyarakat kita dan juga dunia,” Pompeo menegaskan.
Secara bilateral, Menlu Retno berterima kasih kepada pemerintah AS atas kerja sama untuk mengatasi pandemi, termasuk melalui penyediaan 1.000 ventilator bagi Indonesia. Retno juga menegaskan kembali pentingnya membangun ketahanan kesehatan nasional dan regional karena AS dinilai dapat memainkan peran penting untuk mendukung upaya ini.
“Saya menekankan kembali perlunya mengupayakan kerja sama inklusif di tengah masa yang penuh tantangan ini, dan saya menggarisbawahi perlunya setiap negara menjadi bagian dari solusi dalam kontribusi kolektif menuju stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian dunia,” kata Retno.
Untuk diketahui, AS telah memutuskan keluar dari keanggotaan Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena ketidakpuasan Presiden Donald Trump atas upaya badan PBB tersebut dalam penanganan pandemi. Trump menuding WHO telah mendukung China dengan tidak menyampaikan secara terbuka informasi terkait kondisi penyebaran virus corona pada masa-masa awal kemunculannya.
AS hingga kini juga tidak bergabung dengan COVAX, sebuah inisiatif internasional yang dipimpin oleh WHO bersama beberapa mitranya. Proyek ini digagas untuk memastikan akses global yang efektif dan setara ke vaksin Covid-19. Kemitraan global ini telah didukung oleh 184 negara, termasuk China, tetapi tidak termasuk AS dan Rusia.