Ahad 01 Nov 2020 16:45 WIB

Terperangkap 34 Jam, Kakek 70 Tahun Selamat dari Gempa Turki

Gempa di Turki menewaskan 49 orang

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Warga menghampiri gedung yang runtuh setelah gempa berkekuatan 7.0 yang berpusat di Laut Aegea mengguncang Izmir, Turki, 30 Oktober 2020.
Foto: EPA
Warga menghampiri gedung yang runtuh setelah gempa berkekuatan 7.0 yang berpusat di Laut Aegea mengguncang Izmir, Turki, 30 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, IZMIR -- Petugas penyelamatan menarik keluar laki-laki berusia 70 tahun dari reruntuhan gedung di barat Turki. Hal itu setelah 34 jam gempa bumi keras di Laut Aegean mengguncang Turki dan Yunani serta menewaskan 51 orang dan melukai 900 orang lainnya.

Pada Ahad (1/10), Presidensi Pengelolaan Bencana dan Kedaruratan Turki (AFAD) menambah jumlah total korban tewas di kota terbesar ketiga di Turki, Izmir menjadi 49 orang setelah semakin banyak jenazah yang berhasil ditarik petugas penyelamat dari reruntuhan gedung.

Baca Juga

Sementara itu di pulau Samos, Yunani, dua orang remaja tewas dan 19 orang terluka dalam gempa Jumat (29/10) lalu. Kandilli Institute yang bermarkas di Istanbul mengatakan gempa tersebut berkekuatan 6,9 skala richter.

Pusat gempa berada di Laut Aegean, barat daya pulau Samos. AFAD menilai kekuatan gemba 6,6 skala richter dan dengan kedalaman 16 kilometer.

Gempa memicu tsunami kecil di distrik Seferihisar, Izmir dan di pulau Samos. Satu orang nenek di Izmir tewas tenggelam. Guncangan terasa di seluruh barat Turki, termasuk Istanbul dan ibukota Yunani, Athena.

AFAD mengatakan gempa itu melukai sekitar 896 orang di Turki. Ahmet Citim yang berusia 70 tahun berhasil ditarik dari reruntuhan sesaat setelah tengah malam. Ia langsung dibawa ke rumah sakit.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mencicit laki-laki itu mengatakan 'saya tidak pernah kehilangan harapan'. Di hari ketiga pasca-gempa tim search and rescue melanjutkan pencarian menelusuri reruntuhan gedung di Izmir.

AFAD mengatakan lebih dari 5.700 personil lembaga negara, pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah turun untuk melakukan penyelamatan. Sementara ratusan orang lainnya membagikan makanan, memberikan bantuan psikologis, dan membangun bangunan rusak.

"Jika masih hidup, kesempatan kami untuk mendapatkan mereka dalam 72 jam lebih tinggi, dengan kehendak Tuhan, akan seperti itu," kata wakil ketua AFAD Fuat Oktay. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement