REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan ribu kasus dan kematian baru akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah dikaitkan dengan kampanye Presiden Donald Trump. Hal itu terungkap lewat sebuah kajian yang dilakukan Universitas Stanford.
Dalam laporannya yang dirilis pada Jumat (30/10) lalu, Universitas Stanford mengatakan telah meneliti tingkat infeksi Covid-19 di 18 tempat di seluruh AS yang sempat disambangi Trump untuk berkampanye antara 20 Juni dan 30 September. Hasilnya, ditemukan lebih dari 30 ribu kasus yang terkait dengan kampanye tersebut. Selain itu kampanye Trump kemungkinan menyebabkan lebih dari 700 kematian.
Menurut laporan Universitas Stanford, kematian tersebut tidak selalu orang yang menghadiri kampanye. Namun terkait dengan kasus-kasus yang berasal dari kegiatan tersebut. “Analisis kami sangat mendukung peringatan dan rekomendasi pejabat kesehatan masyarakat mengenai risiko penularan Covid-19 pada pertemuan kelompok besar. Komunitas tempat kampanye Trump berlangsung membayar mahal dalam hal penyakit dan kematian," kata Universitas Stanford dalam laporannya, dikutip laman Aljazirah.
Pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security Armesh Adalja menyebut laporan Universitas Stanford sebagai sugestif. "Saya hanya akan mengatakan itu sugestif tetapi sulit untuk sepenuhnya mengisolasi dampak spesifik dari satu peristiwa tanpa data jejak kontak yang kuat dari kasus-kasus tersebut," kata Adalja saat diwawancara Reuters.
Saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (31/10), Trump menghujat capres dari Partai Demokrat Joe Biden. Trump secara khusus menyinggung tentang Biden yang selalu mengkritik cara pemerintahannya menangani pandemi Covid-19. “Saya melihat Joe Biden berbicara kemarin. Yang dia bicarakan hanyalah Covid, Covid. Dia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan. Covid, Covid, " kata Trump kepada massa pendukungnya.
Sehari sebelumnya Trump membuat komentar yang memantik kemarahan dokter dan staf medis di AS. Dia mengisyaratkan bahwa para dokter di sana telah menggembungkan jumlah kematian akibat Covid-19 untuk keuntungan moneter.
"Dokter kami mendapat lebih banyak uang jika seseorang meninggal karena Covid. Anda tahu itu kan? Maksud saya, dokter kami adalah orang yang sangat pintar. Jadi, apa yang mereka lakukan adalah mereka berkata, 'Maaf, tapi semua orang meninggal karena Covid," kata Trump saat berkampanye di Michigan.
The American Medical Association (AMA) menyebut komentar Trump jahat, keterlaluan, dan sepenuhnya salah arah. “Daripada menyerang kami dan melontarkan tuduhan tak berdasar kepada dokter, para pemimpin kami harus mengikuti ilmu pengetahuan dan mendorong kepatuhan pada langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kami tahu berhasil - memakai masker, mencuci tangan dan berlatih menjaga jarak fisik,” kata AMA dalam sebuah pernyataan.
Joe Biden turut mengecam komentar Trump tentang para dokter. “Apa yang salah dengan pria ini? Maafkan bahasa saya. Tapi pikirkanlah. Dia mungkin percaya karena dia tidak melakukan apa pun selain untuk uang," kata Biden.
Saat ini, AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Negeri Paman Sam telah mencatatkan 9,4 juta kasus dengan kematian melebihi 236 ribu jiwa.