REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Wakil Presiden Turki Fuat Oktay memperbaharui data terbaru korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,9 skala richter di wilayah Aegean yang berdampak pada Turki dan Yunani. Dia mengatakan, korban meninggal tercatat 51 jiwa, Ahad (1/11) waktu setempat.
Dilansir laman Anadolu Agency, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki mengatakan, pada Ahad, pukul 09.30 terjadi 850 gempa susulan dengan 40 lebih kuat dari skala 4,0. Pencarian dan penyelamatan masih berlanjut di Izmir.
Sekurangnya 896 orang terluka ketika gempa bumi berkekuatan 6,6 SR mengguncang Izmir, kota terbesar ketiga di Turki. Sebanyak 104 orang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan akibat gempa.
Menurut data yang dikutip oleh Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, diantara korban gempa yang dirawat di rumah sakit, 76 persen telah dipulangkan pada Ahad pagi. Sementara, delapan orang berada di unit perawatan intensif.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemudian memeriksa zona gempa di Izmir. Erdogan mengatakan, bahwa bantuan sebesar 24 juta lira Turki atau lebih dari 2,87 juta dolar AS telah dikirim ke daerah yang dilanda gempa.
Sementara pekerjaan pembersihan puing terus berlanjut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Urbanisasi akan segera mengambil tindakan di daerah-daerah ini, seperti setelah gempa bumi di provinsi Elazig dan Malatya timur. Selama proses tersebut, sewa rumah warga akan dibayar dan permukiman mereka akan disediakan.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Urbanisasi bersama dengan Kementerian Keluarga, Tenaga Kerja dan Sosial akan memberi kompensasi kepada orang-orang yang terkena dampak gempa untuk biaya mereka barang-barang yang rusak," kata Erdogan.
Erdogan mengatakan Kementerian Pendidikan Nasional akan membuat keputusan apakah akan memperpanjang penangguhan pendidikan di daerah tersebut atau tidak. Asrama akan tersedia bagi mereka yang terkena gempa jika mereka bersedia untuk tinggal. Erdogan mencatat bahwa setelah bencana, 88 negara telah menyampaikan pesan solidaritas dan keinginan mereka untuk segera pulih.