REPUBLIKA.CO.ID, TIJUANA -- Para pengunjuk rasa di Meksiko membakar patung Donald Trump dan seorang agen patroli perbatasan di perbatasan Amerika Serikat (AS)- Meksiko pada Sabtu (31/10). Aksi itu cara mereka mengutuk kebijakan migrasi Presiden AS dan mendesak warga tetangga untuk tidak memilihnya di kotak suara pada hari Selasa (3/11).
Belasan aktivis migran berbaris ke pagar pantai yang memisahkan Meksiko dari AS di kota perbatasan Tijuana sambil meneriakkan "Trump, kami tidak akan membayar untuk tembok Anda." Mereka lalu membakar patung berfotokan Trump.
Di samping patung Trump, para demonstran membakar pinata agen patroli perbatasan. Aksi itu dilakukan seminggu setelah seorang pria Meksiko tewas dalam pertengkaran dengan pejabat AS yang mencoba menyeberang ke AS di perbatasan Tijuana-San Diego.
"Kami menyerukan orang-orang untuk memilih menentang Trump dan mendukung harapan. Biden telah menjanjikan kami reformasi migrasi kemanusiaan, kami akan mengawasi untuk memastikan janji tersebut ditepati kali ini," kata aktivis migran Meksiko-Amerika, Hugo Castro.
Trump dari Partai Republik melawan kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemilihan presiden. Sosok Trump sejak kampanye presiden di periode pertama telah menyatakan peraturan ketat untuk migrasi.
Presiden pejawat itu bersikeras bahwa Meksiko akan membayar tembok perbatasan yang dibangun antara kedua negara. Trump telah mendorong dan mengancam Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, untuk memperketat perbatasan Meksiko dari para migran dari Amerika Tengah.