REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN — Perdana Menteri Yordania Bisher Khasawneh mengumumkan akan memberlakukan kembali karantina wilayah atau lockdown cakupan nasional pada Ahad (1/11). Lockdown bakal diberlakukan selama lima hari, dimulai pada 11 November mendatang.
Dalam penerapan lockdown mendatang, Yordania turut mengajukan pembatasan baru, termasuk meminimalkan pertemuan besar, menambah waktu jam malam hingga satu jam, dan menutup taman serta pusat kebugaran. Peraturan terhadap protokol kesehatan juga akan dipertegas.
"Mulai besok, akan ada lebih banyak lagi patroli polisi yang akan menegakkan hukum penjagaan terkait penggunaan masker dan mengeluarkan denda terhadap pelanggar," kata Khasawneh.
Dia mendesak warga untuk bertindak lebih bertanggung jawab dan mematuhi aturan kesehatan seperti memakai masker wajah serta memastikan jarak sosial guna mencegah penyebaran virus corona. Bulan lalu Kementerian Kesehatan Yordania telah memperingatkan bahwa negara tersebut dapat dipaksa untuk menerapkan kembali lockdown.
Hal itu disampaikan setelah Yordania melaporkan kasus harian tertinggi sejak wabah Covid-19 memasuki negara tersebut. Padahal pada Juli lalu, Raja Yordania Abdullah II mengatakan negaranya telah berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Dia optimistis Yordania bakal keluar lebih kuat dari krisis dibandingkan negara-negara lain di kawasan.
Berdasarkan data yang dihimpun laman Worldmeters, sejauh ini Yordania telah mencatatkan 75.866 kasus Covid-19 dengan 866 kematian. Sebanyak 7.740 pasien di sana berhasil pulih.