REPUBLIKA.CO.ID, CHISINAU -- Warga Moldova berpartisipasi dalam pemilihan umum pada Ahad (1/11). Dengan berakhirnya masa jabatan Presiden Igor Dodon, delapan kandidat memperebutkan kursi untuk menggantikannya, termasuk rival utama Dodon, mantan perdana menteri Maia Sandu.

Menurut Komisi Pemilihan Umum, sekitar 42,7 persen dari 3.287.140 pemilih yang memenuhi syarat di negara itu memberikan suara mereka. Beberapa hari jelang pemilu, sejumlah pejabat Moldova menghadapi serangan siber, termasuk Menteri Dalam Negeri Pavel Voicu.

Operator seluler negara tersebut mengatakan sumber serangan berasal dari luar negeri. Sementara itu, Sandu mengklaim ada pelanggaran pemilu dan dia bersama para pendukungnya telah mengajukan lebih dari 300 banding ke polisi.

“Kami akan mengatasi semua kesulitan ini bersama-sama,” kata Dodon kepada Moldova.

Hingga saat ini, penghitungan surat suara masih berlangsung. Jika tidak ada kandidat yang meraup lebih dari 50 persen suara, pemilihan putaran kedua akan digelar pada 15 November.

Ikuti Whatsapp Channel Republika