REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Para pemimpin di permukiman Yahudi, Israel berdoa untuk kemenangan kembali Donald Trump dalam Pilpres AS. Mereka menggelar ritual keagamaan di sebuah makam alkitabiah di Tepi Barat, tempat yang telah menjadi titik konflik dengan Palestina.
"Kami datang untuk memberkati Presiden Trump, baik di masa lalu, untuk berterima kasih padanya, tetapi juga untuk masa depan, bahwa dia berhasil dalam pemilihan yang akan datang," kata Yishai Fleisher, juru bicara pemukim Hebron, di situs pemakaman Cave of the Patriarchs dikutip dari Reuters, Senin (2/11).
Menurut tradisi Yahudi, di tempat itu terdapat makam Ibrahim, yang dihormati oleh orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Mereka berharap, koeksistensi antara orang Yahudi dan Palestina dalam pemerintahan Trump.
Ritual keagamaan tersebut dipimpin oleh seorang Rabbi yang memanjatkan doa kepada Tuhan untuk memenangkan kembali Trump. "Komitmen presiden (Trump) untuk pelestarian dan penguatan rakyat Israel, negara Israel, dan tanah Israel," kata Rabbi yang memimpin doa.
Trump sendiri menyebut bahwa pemulihan hubungan Israel-Arab telah menjadi perantara "Persetujuan Abraham". Namun, rencana perdamaian Trump memicu kemarahan Yahudi, dengan mengusulkan agar Palestina mendapatkan negara di 70 persen Tepi Barat. Apalagi, Trump yang akan melawan Joe Biden dari partai Demokrat telah dijauhi oleh warga Palestina.
Trump dianggap bias sejak dirinya melanggar konsensus global dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump juga telah membuat ketidaksetujuan AS melunak atas permukiman Israel di tanah tempat Palestina yang ingin mendirikan negara. Hal itu, dianggap ilegal oleh sebagian besar kekuatan dunia.