Rabu 04 Nov 2020 02:47 WIB

Menhan Jerman: Kerja Sama Pertahanan AS-Eropa Harus Lanjut

Kerja sama Jerman-AS harus belnajut tak peduli siapa yang terpilih jadi Presiden AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Menteri pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dan Inspektur Jenderal Bundeswehr (angkatan darat) Eberhard Zorn dalam konferensi pers.
Foto: EPA
Menteri pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dan Inspektur Jenderal Bundeswehr (angkatan darat) Eberhard Zorn dalam konferensi pers.

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Menteri Pertahanan (Menhan) Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan AS dan Eropa harus melanjutkan kerja sama untuk mempertahankan nilai-nilai Barat dari sejumlah ancaman. Kerja sama ini harus berlanjut tak peduli siapa pun yang memenangkan pemilihan Amerika Serikat (AS) 2020.

"Apa pun hasil pemilu, hanya AS dan Eropa yang dapat menjaga Barat kuat mengingat penggunaan kekuasaan Rusia dan ambisi China mendominasi seluruh dunia," kata Kramp-Karrenbauer pada media Jerman, Redaktionsnetzwerk Deutschland, Senin (2/11) seperti dikutip Deutsche Welle.

Baca Juga

"Kami harus mempertahankan nilai-nilai liberal AS yang lebih dari siapa pun, turut membangun Jerman," tambah Kramp-Karrenbauer yang juga ketua partai Christian Democratic Union (CDU).

Ia mengatakan Jerman tetap dependen terhadap strategi proteksi AS. Namun ia juga memperingatkan Jerman dan Eropa telah 'lebih aktif mempromosikan ketertiban di Barat'.

Pernyataan ini senada dengan yang disampaikan Wakil Kanselir Olaf Scholz, kandidat calon kanselir Jerman dari Partai Demokratik Sosial pada pemilihan berikutnya. Scholz yang juga menjabat Menteri Keuangan mengatakan pada RTL dan n-tv bahwa Jerman harus menerima kenyataan apa pun hasil pemilu AS.

"Ada begitu banyak laki-laki dan perempuan yang memangku jabatan di dunia yang tidak bergerak di arah yang sama dengan kami," kata Scholz.

Ia mengatakan jika terpilih sebagai kanselir maka akan bekerja sama dengan semua orang berkuasa di dunia. Namun ia tetap menegaskan Jerman negara menjadi yang berpihak pada demokrasi dan kebebasan serta menginginkan Uni Eropa yang kuat.

Scholz dengan samar-samar menyinggung Presiden AS Donald Trump. Ia mengatakan 'gagasan demokrasi dan keadialan' telah dipertanyakan dengan politik yang berpusat pada 'American First', slogan yang menjadi tema utama pemerintahan Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement