REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Suriah mengungkapkan bahwa siapapun kandidat yang memenangkan pemilu AS, dirinya memperkirakan tak akan ada perubahan dalam kehadiran militer negaranya di Suriah.
James Jeffrey mengungkapkan hal tersebut di situs berita Syria Direct terkait kebijakan negaranya di Suriah pasca-pemilu AS. Jeffrey menyatakan bahwa tidak peduli kandidat siapa yang memenangkan pemilu, kehadiran pasukan AS di Suriah, sanksi yang dijatuhkan pada rezim Assad, dan keinginan negaranya untuk mendorong Iran keluar dari Suriah tidak akan berubah.
Mengevaluasi situasi di wilayah pendudukan organisasi teroris YPG/PKK di Suriah timur, Jeffrey mengatakan pihaknya melihat PKK sebagai organisasi teroris.
“Kami ingin melihat PKK keluar dari Suriah. Kehadiran PKK di Suriah menjadi alasan utama ketegangan antara Turki dan Suriah di timur laut negara itu,” ujar Jeffrey.
Dia menambahkan bahwa pihaknya ingin mengurangi ketegangan ini karena AS bekerja sama erat dengan Turki di semua wilayah kecuali di wilayah timur laut.
Sanksi terhadap rezim Assad akan terus berlanjut. Menekankan bahwa sanksi terhadap rezim Assad akan terus bertambah, Jeffrey menuturkan bahwa mereka yang mendukung rezim secara finansial dan turut mengaktifkan struktur militer akan dimasukkan dalam daftar sanksi.