REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer pada Rabu (4/11) mengatakan pelaku serangan di Wina beraksi seorang diri. Namun otoritas keamanan masih mendalami laporan intelijen yang masuk.
"Sebelum teror terjadi, menurut informasi yang saat ini tersedia, ada beberapa insiden yang terjadi," kata Nehammer saat jumpa pers.
Kepolisian Austria menangkap 14 orang berusia 18-28 tahun yang dicurigai terkait dalam aksi teror di Wina. Aparat keamanan setempat masih menyelidiki kemungkinan mereka punya hubungan dengan organisasi teroris. "Tidak hanya itu, kepolisian juga akan memeriksa aktivitas masing-masing individu," katanya menambahkan.
Badan Intelijen Slowakia pada Juli telah meneruskan informasi mengenai adanya kemungkinan pelaku berupaya membeli amunisi senjata di wilayah tersebut. Namun, pelaku gagal membeli amunisi.
Berbekal informasi dari Slowakia, Badan Intelijen Dalam Negeri Austria di tingkat pusat dan daerah melakukan pemeriksaan dan mengirim sejumlah pertanyaan ke Bratislava. "Komisi akan menentukan apakah proses (pencegahan, red) telah berjalan optimal dan sesuai dengan aturan undang-undang," kata Direktur Jenderal Keamanan Publik Austria Franz Ruf.
Pelaku penembakan, yang menyebabkan empat warga sipil menjadi korban di Wina, tewas tertembak oleh peluru polisi beberapa menit setelah ia melakukan aksinya. Pelaku merupakan seorang pria berusia 20 tahun yang memiliki dua kebangsaan, yaitu Austria dan Macedonia Utara.
Ia lahir dan besar di Wina dan sempat dipenjara karena berusaha pergi ke Suriah. Belasan tersangka yang ditahan di kepolisian Austria memiliki latar belakang sebagai imigran.
Kepala Kepolisian Wina Gerhard Puerstl menambahkan beberapa di antara mereka memiliki kebangsaan ganda, yaitu Bangladesh, Macedonia Utara, Turki, atau Rusia.