REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan tidak ada yang bisa mengambil demokrasi dari AS. Hal ini ia sampaikan setelah Presiden Donald Trump mengeklaim Demokrat mencurangi pemilihan presiden.
"Tidak ada yang bisa mengambil demokrasi dari kami, tidak sekarang, tidak akan pernah," cicit Biden di Twitter, Jumat (6/11).
AS dan seluruh dunia sedang menunggu siapa yang akhirnya dapat mengumpulkan 270 suara elektoral. Kemenangan Biden di Michigan dan Wisconsin membawanya ke posisi yang lebih unggul, tapi Trump tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.
Trump tidak memberikan bukti atau detail untuk menopang tuduhannya. Belum ada laporan mengenai kecurangan dari pengawas pemilihan umum federal dan negara bagian.
Proses penghitungan suara di seluruh AS berjalan cukup lancar. Negara bagian yang menentukan pemenangan masih menghitung suara yang masuk.
Biden yang kini mengumpulkan 264 suara elektoral lebih unggul dibandingkan Trump yang baru memiliki 214 suara elektoral. Biden unggul di Nevada, tertinggal di Pennsylvania, Georgia, dan North Carolina.
Biden memang meraih 16 suara elektoral usai memenangkan Michigan. Namun tidak berarti Trump sudah tidak ada harapan.
Pengusaha real-estate itu dapat mengejarnya apabila ia memenangkan North Carolina, Georgia, Pennsylvania, dan Nevada. Seperti yang sudah disebutkan, Trump unggul di tiga negara bagian itu kecuali Nevada.
Jika Biden meraih kemenangan di Nevada maka mantan wakil presiden itu mendapatkan 270 suara elektoral. Jumlah itu sesuai dengan suara minimal untuk memenangkan pemilu.
Sementara apabila Trump memenangkan North Carolina, Georgia, dan Pennsylvania ia hanya memiliki 265 suara. Maka untuk memastikan langkahnya melanjutkan periode kedua Trump harus memenangkan semua negara bagian yang tersisa.