Sabtu 07 Nov 2020 13:28 WIB

Biden Sudah Bersiap ke Gedung Putih

Biden optimistis meski belum dinyatakan menang dalam persaingan dengan Trump.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Calon presiden dari Partai Demokrat, Mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara pada hari Kamis, 5 November 2020, di Wilmington, calon wakil presiden dari Partai Demokrat Senator Kamala Harris, D-Calif., Berdiri di sebelah kiri.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Calon presiden dari Partai Demokrat, Mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara pada hari Kamis, 5 November 2020, di Wilmington, calon wakil presiden dari Partai Demokrat Senator Kamala Harris, D-Calif., Berdiri di sebelah kiri.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden mengatakan, dirinya sudah bersiap mengambil alih kursi kepresidenan, Jumat (6/11) malam waktu setempat. Dia optimistis, meski belum dinyatakan sebagai pemenang dalam persaingan melawan capres pejawat Donald Trump.

"Saya ingin rakyat tahu, kami tidak menunggu untuk menyelesaikan pekerjaan," ujar Biden dalam pidatonya.

Biden mengatakan, dia dan wakilnya, Kamala Harris telah mengadakan rapat soal virus corona dan ekonomi pekan ini. Menyusul catatan kasus harian AS yang mencapai rekor tiga hari berturut.

Dia mencatat, hampir 240 ribu jiwa meninggal dunia karena pandemi. Dia pun memberi empati kepada keluarga yang ditinggalkan bahwa mereka tidak sendiri.

Dia juga berbicara kepada jutaan orang Amerika yang tidak bekerja dan berjuang untuk membayar sewa atau membeli makanan. "Kami tidak punya waktu lagi untuk dihabiskan perang partisan," katanya.

Associated Press belum mengumumkan pemenang dalam persaingan antara Biden dan Trump karena tidak ada kandidat yang mencapai 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk menempati Gedung Putih. Joe Biden memproyeksikan keyakinan pada Jumat bahwa dia akan memenangkan pemilihan presiden, mengutip keunggulannya dalam pemungutan suara di negara-negara bagian penting seperti Pennsylvania.

Biden mencatat bahwa dia telah memenangkan suara terbanyak dalam sejarah untuk calon presiden mana pun di AS. Dia mengatakan jumlah rekor orang Amerika memilih perubahan daripada lebih banyak yang sama.

Dia juga mengatakan kepada bangsa bahwa partai politik mungkin menjadi lawan, tetapi mereka bukan musuh. "Mari kita tinggalkan amarah dan demonisasi di belakang kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement