REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Salimah memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina. Hal ini dinyatakan oleh Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, saat mengikuti konferensi Internasional Aktivis Palestina pada Ahad (7/11).
"Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oleh karena itu, mendukung kemerdekaan Palestina menjadi tanggung jawab bersama," ujar Etty dalam siaran persnya.
Ketua ormas Salimah yang peduli dengan permasalahan perempuan dan anak mengungkapkan keprihatinan dan harapan agar bangsa di seluruh dunia bersatu untuk kemerdekaan Palestina.
"Jaminan hak perempuan dan anak hanya dapat dipenuhi oleh bangsa yang merdeka," tegasnya.
Konferensi yang diselenggarakan secara virtual dihadiri para tokoh kemanusiaan internasional. Antara lain, Zwelivellie Mandla Mandela (Cucu Nelson Mandela), DR. Ahmad al-Raysuni (Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional), DR. Abdullah al-Akaila (mantan anggota parlemen Yordania), DR. Ikrima Sabri (Khatib Masjidil Aqsha), Hasan Turan, Anggota Parlemen Turki, dan Ismail Haniyah (Kepala Biro Politik HAMAS).
DR Hamam Sa'id, Ketua Global Coalition for Al Quds and Palestine mengingatkan, Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang tidak boleh dilupakan. Ia mengecam normalisasi hubungan yang dilakukan beberapa negara dengan Israel dan menyebutnya sebagai pengkhianatan.
Sementara itu, Hassan Turan menyebut normalisasi hubungan dengan Israel bukan hal yang positif. Pemerintah Turki secara kontinu terus membantu perjuangan bangsa Palestina.
"Itu menjadi prioritas kami dan juga ditegaskan oleh Presiden kami bahwa permasalahan Palestina adalah bukan hanya milik bangsa Palestina, tapi menjadi red line yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat," ucap Hasan, Anggota Parlemen Turki.
Dalam konferensi juga dijelaskan, aneksasi lahan terus dilakukan sampai hari ini. Israel mencaplok lebih dari 30% wilayah di Tepi Barat. Selain itu, penjajah melakukan aksi penghancuran rumah dan sawah saat proses aneksasi.
Warga Tepi Barat diusir dan tidak diizinkan kembali karena rumah mereka dikuasai penjajah. Israel terus melakukan pembangunan pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat,serta mengubah situs umat Islam menjadi tempat peribadatan Yahudi.
Di sisi lain, jumlah pejuang Palestina yang dipenjara semakin meningkat. Mereka tidak mendapat pelayanan kesehatan. Di masa pandemi, banyak tahanan yang terinfeksi virus corona.
Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik HAMAS menyebutkan, permasalahan Palestina adalah hal yang penting, bukan sampingan. Saat ini Palestina menghadapi segitiga politik yang sangat berbahaya berupa aneksasi (pencaplokan tanah), normalisasi hubungan negara Arab dengan Israel, dan upaya penghapusan masalah Palestina dari perpolitikan dunia. Karena itu, ia mengajak dunia internasional untuk bekerjasama secara menyeluruh melawan penjajahan Israel.