REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Australia menyambut baik rencana Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden yang berjanji akan mengembalikan AS ke dalam respons global penanggulangan iklim, Kesepakatan Paris. Demikian kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Senin.
"Kami akan menyambut AS kembali dalam Kesepakatan Paris, sebagaimana sikap kami selama ini," ujar Morrison di hadapan wartawan. Ia menyebut kembalinya AS ke organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga akan disambut baik.
Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS mengumumkan keluar dari Kesepakatan Paris pada 2017. Namun prosesnya baru dimulai November 2019. Dengan demikian, AS keluar secara resmi dari perjanjian itu pada 4 November 2020.
Biden, yang dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS, berjanji untuk kembali membawa negaranya bergabung dalam perjanjian iklim Paris serta berkomitmen mencapai netralitas karbon pada 2050. Di sisi lain Morrison menghadapi tekanan yang menuntutnya agar memangkas emisi gas rumah kaca Australia.
Meskipun pemerintahan negara bagian dan daerah di Australia juga mengadopsi target netralitas karbon pada 2050 seperti halnya AS, pemerintah federal Australia belum melakukan langkah yang sama. Australia merupakan pengekspor utama bahan bakar fosil, khususnya batu bara, dan Morrison menyebut banyak negara telah membuat komitmen iklim.
Pada Senin pula, legislator independen Zali Steggali mengajukan undang-undang iklim kepada parlemen federal untuk meminta target netralitas karbon. Steggali menyebut Australlia akan menjadi "golongan paria (kelas terendah) dalam komunitas internasional" jika tidak memperkuat komitmen iklim.
Saat menggarisbawahi keputusasaan Australia dengan kebijakan "America First" (Amerika yang Utama) dari Presiden Trump, Morrison menekankan Australia akan menyambut AS kembali pada WHO, serta kemungkinan ke perjanjian dagang Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang ditandatangani Australia dan 10 negara lainnya pada 2018.
Pada Ahad (8/11), Morrison juga menyebut Australia akan menyambut AS masuk kembali ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Menurutnya jalan keluar dari resesi global akibat pandemi adalah "perdagangan berbasis pasar, perdagangan yang adil di bawah aturan yang sesuai dari WTO".
Saat ini, Australia tengah terlibat dalam hubungan yang memanas dengan China, mitra dagang terbesarnya, dalam hal diplomatik dan perdagangan. Para pengekspor Australia telah menyampaikan keprihatinan mereka bahwa importir China diperingatkan untuk tidak membeli tujuh kategori produk dari Australia mulai 6 November.
Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan otoritas China telah menolak "pelarangan serentak pada sejumlah kategori produk", dan produk-produk Australia tampaknya tengah didistribusikan lewat pelabuhan di China saat ini.