Selasa 10 Nov 2020 02:10 WIB

Muncul Kasus Polio di Yaman, Houthi Tolak Vaksinasi

Houthi menolak vaksinasi di Provinsi Saada dengan dalih keamanan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Houthi menolak vaksinasi di Provinsi Saada dengan dalih keamanan Ilustrasi vaksinasi polio
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Houthi menolak vaksinasi di Provinsi Saada dengan dalih keamanan Ilustrasi vaksinasi polio

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A –  Kasus polio telah dilaporkan di Yaman untuk pertama kalinya sejak penyakit itu diberantas pada 2006. 

Sebanyak 16 kasus polio tercatat setelah pemberontak Houthi menolak akses tim vaksinasi ke Provinsi Saada. 

Baca Juga

Saada merupakan benteng kelompok Houthi di Yaman utara. Mereka menolak vaksinasi selama lebih dari dua tahun. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Yaman, Eshraq Al Subaei kepada The National.  

"Mereka mencegah kampanye vaksinasi mengakses wilayah mereka berdasarkan fatwa agama ekstremis yang dikeluarkan tokoh-tokoh agama Houthi bersama dengan dalih sepele mengenai keamanan," kata Al Subaei, dilansir The National News, Senin (9/11).

Manajer Kesehatan Provinsi Saada dan Loyalis Pemerintah, Dr Taha Boutag, mengatakan Houthi telah lama menolak kampanye vaksinasi polio di daerah-daerah di bawah kendali mereka, seperti Saada dan provinsi tetangga. Otoritas Houthi di Saada biasanya tidak memberlakukan larangan resmi pada kampanye vaksinasi untuk menghindari pertanggungjawaban. 

"Tetapi mereka membiarkan staf medis berpangkat tinggi yang setia kepada mereka memperingatkan orang tua tentang motif tersembunyi di balik vaksin, untuk mencegah mereka memberikannya kepada anak-anak mereka," kata Boutag. 

Boutag mengatakan, banyak dokter pro-Houthi menulis unggahan tidak berdasar di Facebook untuk memberi tahu penduduk bahwa vaksin akan membunuh anak-anak mereka atau menyebabkan cacat permanen.  

"Kami tidak memiliki statistik atau detail pasti tentang kabupaten tempat kasus polio dicatat karena kami masih bekerja dari Marib. Akibatnya, kami menghadapi banyak kesulitan untuk menghubungi dinas kesehatan di daerah yang masih dipegang oleh kelompok Houthi," jelasnya. 

Selama pertemuan pekan lalu dengan WHO dan Unicef, Menteri Kesehatan Masyarakat Yaman, Dr Nasser Baaum meminta PBB dan organisasi internasional lainnya untuk mendukung upaya pemerintah Yaman dalam upaya mengekang penyebaran kasus polio di Saada dan di tempat lain. 

Baaum mengatakan kampanye vaksinasi tambahan akan dilakukan di provinsi Saada yang dikuasai Houthi dan beberapa wilayah Hajja sesegera mungkin. 

Unicef mengumumkan bahwa gelombang pertama vaksin polio oral yang akan digunakan dalam kampanye yang berlangsung di Saada, Hajja, Amran, dan Al Jawf yang dikuasai Houthi.

Otoritas kesehatan Houthi menolak pengiriman tersebut, kata organisasi itu, dengan alasan tidak memenuhi standar internasional.

Direktur Regional WHO untuk wilayah Mediterania Timur dan Ted Chaiban dan Direktur Regional Unicef untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Dr Ahmed Al Mandhari, mengeluarkan pernyataan bersama pada September.

Mereka mengkonfirmasi bahwa wabah polio di Yaman akibat penolakan vaksinasi. Sehingga terjadi tingkat kekebalan yang rendah di antara anak-anak. 

Sumber: https://www.thenationalnews.com/world/yemen-polio-reported-after-houthi-fatwa-bans-vaccines-1.1107837     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement