Selasa 10 Nov 2020 10:54 WIB

Biden: Proses Persetujuan Vaksin Covid-19 Harus Sesuai Sains

Biden mengatakan proses persetujuan vaksin Covid-19 harus berpedoman pada pengetahuan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato pertamanya setelah dinyatakan menang dalam pemilihan pada Sabtu (7/11) waktu setempat.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato pertamanya setelah dinyatakan menang dalam pemilihan pada Sabtu (7/11) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan proses persetujuan vaksin Covid-19 harus berpedoman pada ilmu pengetahuan. Dengan demikian masyarakat dapat yakin vaksin tersebut aman dan efektif.

Di sisi lain ia juga memperingatkan Amerika masih menghadapi musim dingin yang sulit. Menurutnya vaksin belum dapat tersedia hingga beberapa bulan ke depan.

Baca Juga

"Saya memohon kepada Anda, pakai masker, lakukan untuk diri Anda sendiri, untuk tetangga Anda, masker bukan pernyataan politik," kata Biden, Selasa (10/11).

Ia menambahkan akan segera mengatasi pandemi setelah dilantik sebagai presiden pada 20 Januari mendatang. Ilmuwan mengatakan hasil uji coba vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Jerman BioNTech dan perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer keluar lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Namun uji coba vaksin masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab. "Hal ini mendorong semangat tapi benar-benar hasil yang paling awal," kata pakar virus dan peneliti vaksin dari Mayo Clinic, Gregory Poland.

Mayo Clinic adalah pusat penelitian medis paling terkenal di Amerika. BioNTech dan Pfizer mengatakan vaksin ini 90 persen efektif mencegah 94 orang sukarelawan pertama terinfeksi Covid-19.

Pernyataan dua perusahaan Senin (9/11) itu menjadi pengumuman pertama hasil uji coba vaksin virus corona skala besar. Dalam laporan tersebut, BioNTech dan Pfizer mengatakan tidak ada masalah keamanan serius terkait vaksin tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement