REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa mengatakan bahwa dirinya berharap perdamaian abadi bagi rakyat Azerbaijan dan Armenia.
"Saya berharap langkah-langkah terakhir yang kami ambil ini akan memastikan perdamaian jangka panjang bagi rakyat Azerbaijan dan Armenia," kata Putin, berbicara pada pertemuan puncak secara virtual Organisasi Kerja Sama Shanghai.
Menggambarkan peristiwa di Nagorno-Karabakh sebagai "tragedi", Putin mengatakan, "Saya ingin menyampaikan dengan sepenuh hati bahwa kami telah mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah”.
Putin pada Selasa pagi mengumumkan bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah Karabakh, yang juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh.
Hubungan antara dua bekas republik Soviet atas Karabakh tegang sejak 1991, dan bentrokan baru terjadi pada 27 September. Sejak itu, Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan telah diduduki secara ilegal selama hampir tiga dekade.