REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan jutaan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang sipil di negara mereka harus mulai kembali ke rumah untuk membantu membangun kembali Suriah sekarang, karena sebagian besar negara Arab menikmati kedamaian relatif.
Komentar Putin itu ada dalam panggilan video dengan Presiden Suriah Bashar Assad menjelang konferensi internasional dua hari tentang pengungsi di Damaskus, yang dijadwalkan dimulai Rabu (11/11). Pertemuan internasional tersebut diselenggarakan Rusia.
Media pemerintah Suriah menyiarkan panggilan video Putin dan Assad dengan bantuan penerjemah berbahasa Arab, AP melaporkan. Dilansir dari laman AhlulBayt News Agency (ABNA), Rabu (11/11).
Konflik yang didukung luar negeri selama sembilan tahun di Suriah telah menewaskan sekitar setengah juta orang, melukai lebih dari satu juta orang, dan memaksa sekitar 5,6 juta orang mengungsi ke luar negeri sebagai pengungsi, sebagian besar mengungsi ke negara tetangga. Enam juta orang lainnya dari populasi sebelum perang Suriah yang berjumlah 23 juta orang mengungsi.
Rusia bergabung dalam perang Suriah pada September 2015, memberikan keseimbangan kekuatan yang menguntungkan Assad. Pasukan Assad telah merebut kembali sebagian besar negara itu. Pemberontak Suriah masih menguasai provinsi barat laut Idlib, sementara pejuang yang dipimpin Kurdi yang didukung Amerika Serikat mengendalikan bagian timur negara itu.
Dalam panggilan video, Putin mengatakan bahwa terorisme internasional telah hampir musnah dan kembali ke kehidupan sipil harus dimulai secara bertahap.
Putin juga mengatakan kepada Assad bahwa kesepakatan untuk konflik Suriah harus mencakup kembalinya pengungsi sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB 2254. Dia menambahkan bahwa jutaan pengungsi adalah orang-orang usia kerja dan harus bekerja untuk membangun kembali negara mereka.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 yang diadopsi pada Desember 2015 menetapkan jadwal pembicaraan dan gencatan senjata yang tidak pernah terpenuhi.
Dua hari menjelang konferensi Damaskus, masih belum jelas apakah beberapa negara yang menampung jumlah terbesar pengungsi Suriah, seperti Turki akan hadir.
Suriah menuduh Turki yang mendukung oposisi bersenjata melawan Assad, mengerahkan pasukan secara ilegal di dalam wilayah Suriah yang dikendalikan oleh pemberontak.
Lebanon, yang menampung jumlah pengungsi Suriah tertinggi di dunia mengatakan akan mengirim sedikit delegasi.
Sumber: https://en.abna24.com/news//russian-president-time-for-syrian-refugees-to-return-home_1084896.html