Kamis 12 Nov 2020 13:51 WIB

Donald Trump Ajukan Hitung Ulang di Michigan dan Georgia

Tim kampanye dan Trump melakukan tuduhan-tuduhan atas kecurangan penghitungan suara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden Donald Trump
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim kampanye presiden pejawat Donald Trump mengambil langkah lain dalam strategi hukum untuk membalikkan kekalahannya dalam pemilu Amerika Serikat (AS) pada Rabu (11/11). Mereka mengajukan gugatan di Michigan dan Georgia melakukan penghitungan ulang.

Trump dan tim pergi ke pengadilan federal untuk mencoba memblokir negara bagian medan pertempuran Midwestern yang dimenangkannya pada 2016 dari mengesahkan hasil pemilu 3 November. Presiden dari Republik ini tertinggal sekitar 148.000 suara atau 2,6 poin persentase, dalam total suara tidak resmi Michigan.

Baca Juga

Sebelum mengajukan tuntutan, tim kampanye dan Trump hanya melakukan tuduhan-tuduhan atas kecurangan penghitungan suara. Juru bicara Departemen Luar Negeri Michigan, Jake Rollow, mengatakan kampanye Trump mempromosikan klaim palsu untuk mengikis kepercayaan publik dalam pemilihan Michigan. 

"Itu tidak mengubah kebenaran, pemilihan Michigan dilakukan secara adil, aman, transparan dan hasilnya adalah refleksi akurat dari keinginan rakyat," kata Rollow.

Anggota parlemen terkemuka dari Partai Republik dan sekutu Trump lainnya telah mendukung strategi terbaru itu. Gugatan itu diajukan satu hari setelah Biden menyebut kegagalan Trump untuk mengakui adalah sikap memalukan.

Sedangkan, Biden memiliki keunggulan lebih tipis dengan lebih dari 14.000 suara atau 0,3 poin di Georgia atau negara bagian selatan yang belum dipegang oleh Demokrat sejak 1992. Kondisi ini membuat Menteri Luar Negeri Georgia, Brad Raffensperger, mengumumkan penghitungan ulang semua surat suara. 

Proses itu diharapkan dimulai pekan ini dan akan selesai pada waktunya untuk mengesahkan hasil pada batas waktu 20 November. "Ini akan memakan waktu yang tersisa, pasti. Ini peningkatan besar," kata Raffensperger dalam konferensi pers, dikutip dari DailySabah.

Hasil pemilu di sejumlah kecil negara bagian masih belum diputuskan dengan Trump memimpin di North Carolina dan Biden unggul di Arizona, selain Georgia. Namun, penghitungan ulang tidak mungkin mengubah hasil karena untuk tetap menjabat, Trump harus memenangkan ketiga negara bagian, ditambah membatalkan hasil di satu atau lebih negara bagian yang memenangkan Biden. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement