REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Salah satu pemimpin milisi Alqaidah dilaporkan tewas di Iran pada Agustus oleh operasi pasukan Israel atas perintah Amerika Serikat (AS). Dia dituduh membantu dalang pengeboman di dua kedutaan besar AS di Afrika pada 1998.
New York Times melaporkan hal tersebut dengan mengutip data pejabat intelijen, Sabtu (14/11). "Abdullah Ahmed Abdullah, yang dipanggil dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri, ditembak mati oleh dua pria dengan sepeda motor di Teheran pada 7 Agustus," demikian laporan New York Times.
Pembunuhan Masri masih dirahasiakan sampai sekarang. Times juga menyebut peranan AS masih belum jelas dalam pembunuhan militan kelahiran Mesir itu. Masri dianggap sebagai penerus pemimpin Alqaidah saat ini, Ayman al-Zawahiri.
Otoritas AS telah melacak Masri dan pelaku Alqaidah lainnya di Iran selama bertahun-tahun. Hingga berita ini dimuat, Alqaidah belum mengumumkan kematian Masri. "Pejabat Iran telah menutupinya dan tidak ada pemerintah yang secara terbuka mengaku bertanggung jawab," tulis laporan Times.
Masri, salah satu pemimpin pendiri Alqaidah, tewas bersama putrinya, janda putra mantan pemimpin Alqaidah Usamah bin Laden, Hamza bin Laden. Seperti diketahui, Usamah bin Laden mengatur serangan 11 September 2001 di AS. Dia tewas dalam serangan AS di Pakistan pada 2011.
Iran Syiah dan Alqaidah, sebuah organisasi militan Muslim Sunni, telah lama bermusuhan. Masri telah berada dalam "tahanan" Iran sejak 2003, tetapi telah hidup bebas di pinggiran kota kelas atas Teheran sejak 2015.
Pejabat kontra terorisme AS percaya Iran, juga musuh AS, mungkin telah membiarkan mereka tinggal di sana untuk melakukan operasi terhadap target AS. Tidak segera diketahui apa, jika ada, dampak kematian Masri terhadap aktivitas Alqaidah.
Meskipun telah kehilangan para pemimpin senior dalam hampir dua dekade sejak serangan di New York dan Washington, Alqaidah telah mempertahankan afiliasi aktif dari Timur Tengah hingga Afghanistan hingga Afrika Barat.