REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Presiden sementara Peru Manuel Merino mengumumkan pengunduran dirinya pada Ahad (15/11), lima hari setelah dirinya menjabat.

"Saya ingin mengumumkan pengunduran diri saya ke seluruh negeri," kata Merino dalam pesan yang disiarkan televisi.

Keputusan itu diambil sehari setelah dua orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam aksi protes besar-besaran menentang kepemimpinannya di ibu kota Peru, Lima.

Bentrokan terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa yang marah atas pemakzulan Presiden Martin Vizcarra. Merino mengambil alih kursi kepresidenan setelah anggota parlemen memakzulkan Vizcarra atas dugaan penyuapan. Tuduhan itu telah dibantah oleh mantan presiden.

Usai mengadakan pertemuan darurat pada Ahad pagi, kongres mendesak Merino segera mundur untuk menenangkan warga. Kini kongres harus menunjuk presiden baru, yang ketiga dalam waktu kurang dari sepekan, untuk memimpin negara yang tengah menghadapi kemerosotan ekonomi parah akibat pandemi Covid-19.

Merino mengatakan bahwa untuk menghindari "kekosongan kekuasaan," 18 menteri yang dia lantik pada Kamis lalu akan tetap menjabat, meskipun kebanyakan dari mereka telah mengundurkan diri setelah gelombang protes meletus pada Sabtu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika