REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin tidak dengan sendirinya menghentikan pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). Ia menggarisbawahi bahwa vaksin akan bersifat sebagai pelengkap.
“Vaksin akan melengkapi apa yang kami miliki saat ini, bukan menggantikannya. Vaksin saja tidak akan cukup mengakhiri pandemi,“ ujar Tedros dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/11).
Menurut WHO, persediaan vaksin Covid-19 untuk gelombang awal akan dibatasi. Petugas kesehatan, orang tua, dan populasi yang dianggap rentan diprioritaskan terlebih dahulu. Hal ini diharapkan akan mengurangi jumlah kemagtian dan memungkinkan sistem kesehatan mengatasi pandemi.
“Namun, ini masih akan akan meninggalkan virus dengan banyak ruang untuk bergerak. Pengawasan perlu dilanjutkan, orang-orang masih perlu menjalani tes, diisolasi dan dirawat, serta kontak terkait kasus Covid-19 masih perlu dilacak,” jelas Tedros.
Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Sejak saat itu, wabah terus menyebar ke banyak negara di dunia dan dinyakan sebagai pandemi oleh WHO pada Maret lalu.
Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (16/11) tercatat ada 54.939.600 kasus Covid-19 di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mencapai 1.326.305. Sementara, total pasien yang sembuh dari penyakit infeksi virus ini adalah 38.218.430 orang.