REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintah Pakistan telah memberlakukan larangan untuk menggelar semua jenis demonstrasi publik pada Senin (16/11). Hal itu dilakukan guna mencegah lonjakan kasus Covid-19.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Perdana Menteri Imran Khan memperingatkan bahwa jika kasus Covid-19 di sana terus meningkat signifikan, rumah sakit tidak akan mampu menampung lonjakan pasien. Dia menyebut pemerintah juga tengah mempertimbangkan untuk mempercepat penerapan liburan musim dingin.
"Jika kasus (virus) corona (ditemukan) meningkat karena banyaknya sekolah, maka pemerintah dapat menambah durasi liburan musim dingin," kata Khan, dikutip laman Anadolu Agency. Menurut dia, jumlah kasus Covid-19 telah melonjak empat kali lipat selama 10 hari terakhir.
Terkait demonstrasi, saat ini terdapat aksi duduk yang tengah dilakukan sebuah kelompok agama di Islamabad. Mereka memprotes penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad di Prancis. Selain itu, aliansi oposisi yang terdiri dari 11 partai, berencana menggelar demonstrasi di seluruh Pakistan dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, mereka telah meluncurkan kampanye untuk menggulingkan Khan dari kekuasaan. Khan sempat menuai kecaman dan kritik keras karena berpidato di sebuah acara yang dihadiri massa cukup besar di Provinsi Punjab awal bulan ini. Dia dinilai telah mengabaikan anjuran dan peringatan para ahli kesehatan terkait pandemi.
Pada Senin lalu, Pakistan mencatat 2.128 kasus baru Covid-19. Dengan demikian, Pakistan telah melaporkan 359.032 kasus dengan total kematian mencapai 7.160 jiwa. Sementara pasien sembuh tercatat sebanyak 323.824 orang.