REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Belum diketahui siapa yang terlebih dahulu menerima vaksin Covid-19. Isu ini menjadi penting karena sudah dua vaksin Amerika Serikat (AS) yang dianggap efektif mencegah penularan virus.
Selasa (17/11) Associated Press melaporkan lembaga nonprofit yang bekerja pada alokasi vaksin, Sema Sgaier of the Surgo Foundation mengatakan pakar di seluruh dunia menilai petugas medis adalah kelompok pertama yang menerima vaksin.
Para konsulat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) juga mempertimbangkan untuk memproritaskan pekerja esensial. Serta orang dengan kondisi medis tertentu dan orang yang berusia 65 tahun ke atas.
Saat vaksin sudah mendapatkan lampu hijau dari Badan Obat-obatan dan Makanan AS (FDA), sebuah kelompok akan meneliti efek samping vaksin dalam uji coba klinis dan melihat respon dari berbagai usia, etnisitas dan status kesehatan. Panel itu akan memberikan rekomendasi pada panel siapa yang harus diprioritaskan.
Pemerintahan negara bagian diharapkan mengikuti pedoman CDC untuk mendistribusikan vaksin di tahap awal. Pada tahap awal ini pasokan vaksin akan dibatasi. Jumlah vaksin tidak akan cukup untuk melindungi semua orang. Namun memvaksinasi orang yang tepat dapat mengubah arah pandemi.
Sgaier mencatat masih banyak pertanyaan mengenai distribusi vaksin yang belum terjawab. Seperti apakah distribusi dosis vaksin akan dilakukan secara merata atau fokus pada titik-titik wabah.