REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok-kelompok Palestina mengecam pertemuan antara Amerika Serikat, Bahrain dan Israel yang dijadwalkan pada Rabu (18/11) di Yerusalem.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Komite Pasukan Nasional dan Islam Palestina, faksi-faksi Palestina mengatakan pertemuan yang akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo itu adalah serangan yang jelas terhadap hak-hak rakyat Palestina. Komite bersama termasuk perwakilan dari kelompok perlawanan Palestina Hamas, Jihad Islam dan Organisasi Pembebasan Palestina bersama dengan beberapa faksi yang lebih kecil.
Pernyataan tersebut menegaskan kembali bahwa Palestina menolak proses normalisasi antara sejumlah negara Arab dan Israel. Al-Zayani akan melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Israel sejak negaranya mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Tel Aviv pada September.
Menurut Kantor Berita Bahrain (BNA), delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh al-Zayani akan terbang ke Tel Aviv pada Rabu. Menurut BNA, kunjungan tersebut akan memberikan titik terang pada peluang ekonomi, perjanjian bilateral dengan Israel dan upaya yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama.
Pada 15 September, Bahrain dan Uni Emirat Arab setuju untuk menjalin hubungan diplomatik, budaya dan komersial penuh dengan Israel setelah menandatangani perjanjian kontroversial di Gedung Putih. Kesepakatan tersebut telah menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan perjanjian tersebut mengabaikan hak-hak mereka dan tidak melayani kepentingan Palestina.