REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Afrika adalah tempat strategis dan pasar yang sangat menjanjikan untuk berdagang atau berinvestasi. Namun, pengusaha Indoesnia ditantang untuk datang sendiri ke Afrika dan menyaksikan peluang bisnis yang ada.
“Pada tahun 2019, terdapat enam negara di Afrika yang masuk dalam 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia," kata Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (18/11).
Enam negara tersebut, ujar Al Busyra, Rwanda dengan petumbuhan 8,7 persen, Ethiopia 7,4 persen, Pantai Gadung 7,4 persen, Ghana 7,1 persen, Tanzania 6,8 persen, dan Benin 6,7 persen. Maka potensi kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara-negara Afrika sangat besar.
Afrika memiliki populasi 1,3 miliar jiwa. Afrika memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi dan negara-negara di sana mendapat banyak kemudahan ekspor oleh berbagai negara maju Eropa dan Amerika.
Hal itu disampaikan dalam forum bisnis virtual bertajuk “Menuju Pasar Afrika, Perspektif dan Pengalaman Pelaku Bisnis Indonesia di Afrika.” Forum tersebut diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI di Addis Ababa bekerja sama dengan Direktorat Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Rabu.
Hadir sebagai pembicara adalah Irman Adi Purwanto Moefthi, Atase Perdagangan RI di Kairo; Bagus Wicaksena, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Nigeria, dan Anggun Paramita Mahdi, Kepala ITPC Johannesburg, Afrika Selatan.
Acara ini juga menghadirkan pelaku bisnis Indonesia di Ethiopia. Mereka adalah General Manager Rudy Dharmawan dan Deputy General Manager Adrianto Juliar Salam. Keduanya bernaung di bawah perusahaan Salim Wazaran Yahya Plc. yang menjadi anak perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk. Acara diikuti sekitar 180 orang dari berbagai daerah di Indonesia.