REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Badan kesehatan Korea Selatan mencatat setidaknya ada 107 orang meninggal dunia setelah menerima vaksin flu musiman. Angka tersebut sebagian besar merupakan lansia.
Dilansir laman Yonhap News Agency pada Kamis (19/11), kematian tersebut telah memicu kecemasan publik atas keamanan vaksin flu. Namun, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) memberikan pernyataan bahwa 106 dari kematian tersebut memiliki hubungan yang sangat terbatas dengan suntikan flu. Sementara kasus lainnya sedang diselidiki.
Menurut penjelasan badan kesehatan Korea, 107 orang tersebut terdiri atas beberapa kelompok umur. Sebanyak 48 orang di antaranya berusia di atas 80 tahun, diikuti oleh 40 orang berusia 70-an, 10 di bawah 60 tahun, dan sembilan orang di usia 60-an.
Otoritas kesehatan itu telah berulang kali mengatakan mereka tidak menemukan hubungan langsung antara suntikan flu dan kematian. Mereka mendesak masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi flu sebelum dimulainya musim dingin di tengah pandemi virus corona.
Kecemasan publik yang meningkat atas keamanan vaksin flu tak hanya disebabkan karena kabar beberapa orang yang meninggal dunia itu. Masyarakat mulai khawatir saat setelah beberapa botol vaksin, yang merupakan bagian dari program inokulasi gratis di negara itu, terkena suhu kamar selama distribusi.
Namun pihak berwenang mengatakan tidak ada masalah keamanan. Sejauh ini, lebih dari 13,05 juta warga Korea Selatan telah menerima suntikan flu negara gratis, dari sekitar 19 juta orang, atau 66,7 persen.
Umumnya, musim flu tiba antara akhir November dan Desember. Mengingat vaksin flu menyebabkan antibodi berkembang di dalam tubuh sekitar dua pekan setelah vaksinasi, para ahli merekomendasikan orang untuk mendapatkan suntikan flu pada pertengahan November.