REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT — Vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Coivd-19) dapat didistribusikan di negara-negara Uni Eropa sebelum akhir tahun ini. Hal tersebut diumumkan oleh direktur perusahaaan farmasi asal Jerman, BioNTech, Ugur Sahin pada Kamis (19/11).
Selain itu, Sahin mengatakan ada kemungkinan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh BioNTech bersama dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer bisa mendapatkan otorisasi segera. Dengan demikian, vaksin dapat didistribusikan di Uni Eropa dan AS sebelum 2021.
"Ada kemungkinan kami masih bisa mendapatkan otorisasi tahun ini di Amerika Serikat atau di Eropa atau di kedua wilayah," ujar Sahin dilansir Euro News, Jumat (20/11).
Sahin mengatakan permintaan otorisasi akan diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Serikat (FDA) pada Jumat (20/11). Pfizer mengatakan pada Rabu bahwa hasil tes baru menunjukkan vaksin virus corona jenis baru 95 persen efektif, aman, dan juga melindungi orang lanjut usia yang paling berisiko.
Data terakhir menunjukkan persediaan vaksin terbatas karena wabah COVID-19 yang memburuk di seluruh dunia. Pengumuman dari Pfizer dan BioNTech datang hanya sepekan setelah perusahaan tersebut mengungkapkan hasil awal yang menjanjikan.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah memulai pengiriman bergulir untuk vaksin dengan regulator di Eropa, Inggris, dan Kanada. Pfizer dan BioNTech awalnya memperkirakan vaksin itu lebih dari 90 persen efektif setelah menghitung sekelompok infeksi paling awal yang terjadi dalam pengujian tahap akhir.
Dengan pengumuman baru, satu dari delapan penyakit itu berkembang parah. "Ini adalah perlindungan yang sangat kuat," jelas Sahin.
Pfizer dan BioNTech, serta perusahaan AS Moderna telah memimpin dalam pengembangan vaksin Covid-19. Perusahaan farmasi Amerika mengumumkan awal pekan ini bahwa vaksin tampaknya 94,5 persen efektif. Uni Eropa telah setuju untuk memesan 160 juta dosis awal dalam pembicaraan eksplorasi.
Sahin juga mengatakan lebih dari 30 negara sedang dalam tahap negosiasi yang berbeda untuk mengamankan vaksin dari BioNTech dan Pfizer. BioNTech sedang berbicara dengan organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta Bill and Melinda Gates Foundation tentang pendistribusian vaksin ke seluruh dunia dan menemukan cara untuk mengurangi biayanya, tambahnya. Itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa negara-negara miskin dapat tertinggal.