REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Negara-negara anggota 20 perekonomian terbesar dunia (G20) bertekad untuk meneruskan upaya mengendalikan pandemi Covid-19. Hal ini terungkap dari rancangan pernyataan resmi bersama G20.
Para pemimpin G20 memperingatkan pemulihan ekonomi tetap 'tak merata, sangat tak pasti, dan resiko penurunannya yang tinggi'. Para pemimpin negara G20 mengatakan mengendalikan pandemi menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi global.
"Kami bertekad terus menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia selama dapat menyelamatkan nyawa, pendapatan dan pekerjaan masyarakat, mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan memperkuat daya tahan sistem finansial, di saat yang sama melindungi penurunan," kata para pemimpin G20 dalam rancangan pernyataan resmi yang dilihat kantor berita Reuters, Sabtu (21/11).
Pernyataan gabungan tersebut akan dirilis setelah para pemimpin negara anggota bertemu dalam sambungan video Sabtu ini. Dalam rancangan pernyataan resmi itu para pemimpin mencatat krisis virus korona telah menerpa kelompok masyarakat yang paling rentan.
Sejumlah negara di G20 mengatakan kebijakan untuk menunda pembayaran utang perlu diperpanjang hingga Juni 2021. Para pemimpin G20 mengatakan mereka akan memutuskan apakah akan memperpanjang Debt Service Suspension Initiative selama enam bulan.
Debt Service Suspension Initiative adalah langkah untuk meringankan beban negara-negara miskin selama pandemi virus corona. Para pemimpin G20 juga akan memutuskan apakah mereka akan mendukung kerangka kerja restrukturisasi hutang yang disepakati kreditor resmi Paris Club.