REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer secara resmi mengajukan penggunaan vaksin mereka kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk penggunaan darurat semasa pandemi. Pfizer mengklaim vaksin buatannya yang bekerja sama dengan Perusahaan Jerman, BioNTech, BNT162b2, 95 persen efektif mencegah penyakit covid ringan hingga parah dalam sebuah penelitian yang sedang berlangsung.
Pfizer berharap sudah bisa memulai proses penyuntikan pada awal bulan depan. Perusahaan mengatakan vaksin tersebut harus memenuhi syarat untuk otorisasi penggunaan darurat, sesuatu yang dapat diberikan FDA sebelum pengujian akhir selesai sepenuhnya. Selain pengajuan FDA, Pfizer sudah mulai pengajuan serupa di Eropa dan Inggris Raya.
"Bantuan sedang dalam perjalanan," ujar pakar penyakit menular terkemuka AS,Anthony Fauci, dilansir dari AP News, Sabtu (21/11).
Kendati begitu, Anthony menyampaikan masih terlalu dini untuk meninggalkan masker dan tindakan perlindungan lainnya. Anthony mengatakan protokol kesehatan melalui penggunaan masker hingga jaga jarak tetap harus dilakukan sembari menunggu datangnya vaksin.
Pemerintah AS sendiri masih mengkaji permintaan Pfizer, termasuk jumlah vaksin yang tersedia. Secara global, Pfizer memperkirakan mampu memiliki 50 juta dosis pada akhir tahun. Informasi National Academy of Medicine menyebut Pfizer menyiapkan 25 juta dosis vaksin untuk penggunaan masyarakat AS pada Desember, 30 juta dosis pada Januari, dan 35 juta dosis pada Februari dan Maret.
Pemerintah AS sendiri memiliki kontrak untuk membeli jutaan dosis Pfizer-BioNTech, serta kandidat lain. Selain Pfizer-BioNTech, perusahaan AS lain, Moderna juga berharap untuk mendapatkan otorisasi darurat penggunaan vaksin mereka.