REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran siap merespons setiap serangan Israel terhadap pasukannya di Suriah. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah Israel melancarkan serangan ke Damaskus yang menargetkan fasilitas Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khateebzadeh, mengungkapkan kehadiran pasukannya di Suriah hanya berperan sebagai penasihat militer.
Peranan itu bakal terus dijalankan selama Suriah masih membutuhkan. "Kehadiran Iran di Suriah adalah penasehat dan tentu saja jika ada yang mengganggu kehadiran penasehat ini, tanggapan kami akan menghancurkan," kata Khateebzadeh pada Ahad (22/11), dikutip laman Middle East Monitor.
Terkait serangan Israel baru-baru ini ke Suriah, Khateebzadeh menyanggah laporan yang menyebut adanya pasukan Iran yang tewas. "Saya tidak mengonfirmasi kemartiran pasukan Iran di Suriah," ujarnya.
Pada Rabu (18/11) lalu, Israel menyerang delapan target di Suriah, termasuk markas besar pasukan Iran di Bandara Internasional Damaskus.
Israel mengklaim turut menghancurkan situs militer rahasia yang digunakan Suriah untuk menempatkan delegasi senior Iran ketika mereka datang ke negara tersebut untuk beroperasi.
The Syrian Observatory for Human Rights menyebut serangan Israel setidaknya menyebabkan sepuluh orang tewas. Lima di antaranya adalah anggota Pasukan Quds, yakni sebuah cabang dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab atas operasi di luar perbatasan Iran.