REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sistem perawatan kesehatan Rusia yang cukup besar berada di bawah tekanan yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kasus virus corona melonjak lagi dan infeksi harian serta kematian secara teratur memecahkan rekor.
Laporan pemerintah menunjukkan, 81 persen tempat tidur rumah sakit yang telah disisihkan untuk pasien virus corona sudah penuh di seluruh negeri pada Rabu (18/11). Pekan lalu, pemerintah Rusia melaporkan sebanyak tiga kali rekor jumlah kematian harian, dan jumlah infeksi baru harian per 100.000 orang telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1 Oktober. Secara keseluruhan, Rusia telah mencatat lebih dari 2 juta kasus dan lebih dari 35.000 kematian.
Laporan di media Rusia memberi gambaran yang suram dalam beberapa pekan terakhir. Koridor rumah sakit dipenuhi dengan pasien dan bahkan mereka berada di lantai.
Mayat dalam kantong plastik hitam terlihat menumpuk di lantai kamar mayat. Antrean panjang ambulans menunggu di rumah sakit sementara apotek memasang tanda daftar obat yang tidak lagi mereka miliki.
Otoritas Rusia telah mengakui adanya masalah dalam sistem kesehatan. Presiden Vladimir Putin bahkan mendesak pejabat regional untuk tidak menutup-nutupi situasi tersebut. "Berpura-pura kesan bahwa semuanya normal-normal saja sama sekali tidak dapat diterima," katanya.
Tapi, pihak berwenang Rusia terus bersikeras bahwa tidak perlu lockdown nasional atau penutupan bisnis secara luas. Mereka hanya mendesak warga untuk mengamati tindakan yang diperintahkan oleh pemerintah daerah.
Sebagian besar wilayah Rusia, hanya membuat anjuran mengenakan masker, membatasi jam buka bar dan restoran, memerintahkan para lansia untuk mengisolasi diri, melarang acara publik massal, dan mengharuskan pemberi kerja meminta beberapa staf bekerja dari rumah. Pakar kesehatan mengatakan langkah itu jelas tidak cukup.