REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah kota Seoul Korea Selatan mengumumkan penguatan langkah-langkah anti COVID-19 hingga akhir tahun pada Senin (23/11). Pemkot Seoul akan memberlakukan pengurangan transportasi umum pada malam hari dan larangan demonstrasi yang melibatkan 10 orang atau lebih.
Pemkot Seoul memberlakukan langkah-langkah baru pencegahan COVID-19 mulai Selasa (24/11) di bawah kampanye baru bernama "Periode jeda darurat untuk 10 juta warga". Kebijakan ini berlaku di tengah lonjakan kasus COVID-19 baru di Seoul dan wilayah kota lain. Pada Senin tengah malam, wilayah yang sama akan menaikkan aturan jarak sosial ke Level 2 dari lima level.
Dilansir dari kantor berita Yonhap pada Senin (23/11), Penjabat Walikota Seoul Seo Jeong-hyup mengatakan dalam konferensi pers virtual bahwa pemerintah kota akan memberlakukan aturan jarak sosial yang lebih ketat di 10 fasilitas publik utama. Termasuk panti jompo dan restoran.
Pemberlakuan jarak sosial di bawah Level 2 membuat pertemuan yang melibatkan 100 orang atau lebih dilarang. Adapun klub malam dan fasilitas hiburan berisiko tinggi lainnya harus menangguhkan bisnis mereka.
Kemudian restoran diizinkan menyajikan makanan hingga pukul 9 malam, dengan hanya layanan pengantaran dan pengantaran yang tersedia setelahnya. Makan di dalam ruangan tidak diperbolehkan di kafe sepanjang hari, dan hanya layanan antar-jemput dan pengiriman yang tersedia.
Fasilitas olahraga dalam ruangan diharuskan menghentikan operasinya setelah jam 9 malam. Fasilitas umum harus memenuhi batasan penerimaan sebesar 30 persen. Kegiatan olahraga dianjurkan hanya memiliki 10 persen dari kapasitas maksimumnya.