REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta negara-negara di Eropa tidak melonggarkan pembatasan virus corona terlalu cepat. Ursula mengkhawatirkan risiko gelombang ketiga Covid-19 pascaperayaan Natal.
Ursula memantau beberapa negara Eropa perlahan-lahan melonggarkan langkah-langkah pencegahan Covid-19. Termasuk perintah tinggal di rumah untuk memerangi pandemi saat warga Eropa bersiap untuk liburan akhir tahun.
"Kita harus belajar dari pengalaman libur musim panas dan tidak mengulangi kesalahan yang sama yaitu bersantai terlalu cepat," kata Ursula dilansir Arab News pada Kamis (26/11).
Para pemimpin negara sepakat untuk membatasi pertemuan menjadi 10 orang selama liburan 23 Desember hingga 1 Januari. Buletin terbaru dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa yang dikeluarkan awal pekan ini mengelompokkan sebagian besar negara Uni Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, masuk kategori perlu perhatian serius.
"Bersantai terlalu cepat dan terlalu banyak pelonggaran adalah risiko gelombang ketiga yang muncul setelah Natal," ujar Ursula.
Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa malam mengumumkan toko-toko dapat dibuka kembali pada Sabtu ini. Instruksi tinggal di rumah secara nasional akan dicabut mulai 15 Desember meskipun jam malam akan diberlakukan kembali.
Enam belas negara bagian Jerman menyetujui pelonggaran pedoman untuk Natal tahun ini. Pengetatan aturan Covid-19 di Jerman memang akan mengalami pelonggaran saat Natal. Padahal kasus Covid-19 di sana mendekati satu juta.
"Beberapa pekan lalu, saya mengatakan bahwa Natal ini akan berbeda. Dan ya, ini akan menjadi lebih tenang," pungkas Ursula.